Pemilu Kemungkinan 1 Putaran, BCA Bakal Naikkan Target Kredit di 2024?

22 Februari 2024 16:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jahja Setia Atmadja. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jahja Setia Atmadja. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA menanggapi kemungkinan Pilpres 2024 hanya satu putaran dan dampaknya kepada pertumbuhan kredit perusahaan di tahun ini.
ADVERTISEMENT
Perhitungan (real count) Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah mencapai 74,61 persen data yang masuk, dengan hasil sementara paslon 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul 58,91 persen. Hal ini mencerminkan kemungkinan besar Pilpres 2024 akan hanya satu putaran.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menilai kemungkinan Pilpres yang hanya satu putaran ini akan berdampak baik pada perekonomian Indonesia, terutama bagi kepastian investor menanam modal di dalam negeri.
"Kalau nanti secara resmi sudah diumumkan dan memang satu putaran itu sangat menolong dari segi keseluruhan ekonomi Indonesia, karena baik investor asing maupun lokal akan lebih tidak ragu untuk melakukan investasi," ujarnya saat siaran langsung Youtube Mirae Asset Sekuritas, Kamis (22/2).
Ketidakpastian ekonomi ketika pemilu, lanjut Jahja, biasanya membuat nasabah atau investor menahan diri untuk menyimpan uangnya atau mengambil kredit di perbankan untuk berinvestasi.
Ilustrasi bank BCA. Foto: Dok. Istimewa
Namun, Jahja berharap dengan lebih cepatnya ketidakpastian ekonomi di Indonesia selesai, paradigma investor akan berubah dan laju investasi akan lebih terakselerasi. Apalagi setelah ditetapkannya menteri-menteri baru sebagai pemangku kebijakan.
ADVERTISEMENT
"Mungkin belum secara final kita men-justify apakah ekonomi sudah betul-betul recovery atau tidak, akan menunggu sampai penunjukan menteri-menteri kabinet yang baru kalau dinilai positif oleh para investor tentu akan lebih baik dan itu mungkin akan terjadi di kuartal IV," kata dia.
Dengan demikian, Jahja masih harus memantau perkembangan Pilpres ini setidaknya hingga Mei atau Juni 2024 untuk menentukan Rencana Bisnis Bank (RBB) BCA di tahun ini, terutama dari target pertumbuhan kredit.
BCA menargetkan pertumbuhan kredit di tahun ini sebesar 8-10 persen. Angka ini lebih moderat dibandingkan realisasi penyaluran kredit BCA di tahun 2023 mencapai Rp 810,4 triliun, naik 13,9 persen secara tahunan (yoy).
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja di Hotel St Regis, Selasa (20/2/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
"Sementara sih RBB kita lihat sampai Juni atau Mei kita lihat, kalau pertambahan kredit extra ordinary sudah meningkat tentu Bu Vera (Direktur Keuangan BCA) akan bisik-bisik untuk kita sedikit melakukan adjustment, atau tidak ya kita sabar menunggu," ungkap Jahja.
ADVERTISEMENT
Jahja menuturkan, tidak ada salahnya jika realisasi pertumbuhan kredit BCA jauh di atas target seperti di tahun lalu mencapai 13,9 persen. Sehingga, dia mengaku tidak ingin terlalu optimistis dengan peningkatan target penyaluran kredit.
"Kita tidak berani terlalu optimistis terlalu lemes, tapi sebaiknya kalau kebalik ya oke, kita konservatif dulu istilahnya, kalau kenyataannya baik sekali ayo kita tingkatkan, tapi kembali kita selalu eling dengan kualitas dari kredit itu," pungkas Jahja.