Penampakan Apartemen Bandung Technoplex Living yang Mangkrak

11 Juli 2023 17:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana apartemen Bandung Technoplex Living di Bandung yang mangkrak. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana apartemen Bandung Technoplex Living di Bandung yang mangkrak. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Bangunan apartemen Bandung Technoplex Living (BTL) terlihat sangat mencolok dibandingkan bangunan lain di sekitar kawasan Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Bangunan apartemen itu berada persis di seberang kampus Telkom University.
ADVERTISEMENT
Seharusnya, apartemen itu sudah dihuni oleh para pembeli. Namun serah terima kunci yang dijanjikan pengembang, PT Multi Karya Utama Abadi (MKUA), tak bisa ditunaikan. Seharusnya, para konsumen sudah mendapatkan unit apartemen sejak 2019.
Berdasarkan pantauan kumparan, tak terlihat adanya aktivitas pengerjaan proyek di sekitar bangunan itu. Pintu masuk ke dalam bangunan pun ditutup rapat.
"Yang tidak berkepentingan dilarang masuk," demikian tertulis pada kertas yang tertempel di pagar sebagaimana dilihat pada Kamis (6/7).
Sementara di dekat pagar, terlihat ada pos penjagaan. Jumat pekan lalu, kumparan berulangkali mengetuk pagar dan meminta izin untuk masuk. Tapi tak kunjung ada yang menyahut. Padahal, menurut keterangan warga di sekitar lokasi, di pos itu ada petugas keamanan yang berjaga.
ADVERTISEMENT
Dari catatan Paguyuban Konsumen Apartemen BTL, sudah ada 1.200 unit apartemen yang terjual. Dari angka tersebut, sekitar 200-an unit apartemen dibeli oleh pensiunan, pejabat, ataupun karyawan aktif di Telkom.
Menurut Ketua Paguyuban Konsumen BTL, Toni Agusman, ada 106 orang pensiunan ataupun karyawan Telkom yang membeli apartemen tersebut. Toni yang merupakan General Manager di Telkom Bandung, dari total karyawan tersebut ada yang membeli dua sampai tiga unit.
“Sehingga rata-rata bisa dihitung sekitar di atas 200-an itu adalah milik karyawan Telkom," kata Toni ketika ditemui di Kota Bandung pada Kamis (6/7).
Suasana apartemen Bandung Technoplex Living di Bandung yang mangkrak. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Para konsumen apartemen, khususnya pensiunan dan karyawan Telkom, membeli apartemen tersebut karena tergiur dengan lokasinya yang strategis. Potensi cuan dari investasi properti menjadi pertimbangan utama.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan dokumen yang diperoleh, dijelaskan spesifikasi apartemen hingga profil dari MKUA. Bangunan gedung tersebut terdiri dari dua tower yang di dalamnya terdapat sejumlah tipe hunian di antaranya Ivy, Irish, Ambrosia, hingga Alyssum. Tiap tipe itu dibedakan dari luas serta fasilitas yang diperoleh.
Kemudian, dalam dokumen itu juga dijelaskan soal fasilitas yang berada di kompleks apartemen. Fasilitas itu terdiri dari tempat gym, jogging track, table tennis, billiar, shoping center hingga medical center. Selain itu, apartemen itu disebut dilengkapi dengan beragam sistem teknologi yang canggih.
Lalu, dijelaskan pula soal kelebihan unit apartemen itu bila dibandingkan dengan indekos yang ada di sekitar Kampus Telkom University.
Suasana apartemen Bandung Technoplex Living di Bandung yang mangkrak. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Terakhir, dalam dokumen itu dituliskan bahwa serah terima unit dilakukan paling lambat pada tahun 2019. Sementara itu, status kepemilikan bagi konsumen adalah hak guna pakai dalam jangka waktu 30 tahun.
ADVERTISEMENT
"Status kepemilikan Hak Guna Pakai 30 tahun dan dapat diperpanjang selama 2 x 10 tahun dengan syarat tidak berubah fungsi dan keperuntukkan yang dituangkan dalam akta perjanjian sewa," tulis informasi dalam dokumen tersebut.
Selain itu, dijelaskan pula dalam dokumen itu sekilas profil dari MKUA. MKUA disebut merupakan kontraktor dan pengembang yang berpusat di Bandung dan punya visi untuk memberi peluang bagi masyarakat agar dapat menikmati hunian yang nyaman.
Direktur Utama MKUA, Yansen Theniko, enggan memberi penjelasan rinci soal MKUA dan juga tanggapan terkait polemik apartemen BTL. Dia hanya menegaskan bahwa kini pihaknya sedang mencari solusi agar pembangunan apartemen dapat terus berjalan.
"Sudah ada di PKPU (prosesnya) semua. Kami sih sekarang fokusnya mencari solusi untuk proyek jalan," kata dia singkat.
ADVERTISEMENT