Pendanaan Efek Indonesia (PEI) Ungkap Alasan IPO Financing Tak Kunjung Meluncur

25 Juli 2023 18:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI) masih mengembangkan produk pendanaan initial public offering atau IPO Financing. Perusahaan pendanaan efek ini sudah membuat kajian awal IPO financing sejak tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Head of Division Legal, Corporate Secretary & Corporate Communication PEI, J.S.H. Armeyn Sinaga mengatakan tantangan utama adalah produk yang baru di pasar modal memerlukan kajian yang komprehensif.
“Ketika kita bicara IPO Financing itu produk baru, meskipun di luar negeri bukan hal yang baru. Memang di Indonesia perlu penyesuaian terkait peraturan dan mekanisme seperti apa,” ujar Armeyn dalam acara edukasi wartawan pasar modal virtual, Selasa (25/7).
Armeyn menyebut kajian juga mempertimbangkan pengawasan, tingkat bunga, hingga risiko pengembalian. Kajian awal IPO Financing sudah membahas manajemen risiko, potensi, dan mekanisme pada tahap awal.
“Ketika kita diskusi dengan market dan regulator, tentu banyak sekali pertanyaan. Saat ini masih on the track, produk ini masih on dalam pipeline kami,” katanya.
ADVERTISEMENT
Ia berharap dengan minat IPO yang masih tinggi, PEI tidak akan kehilangan momentum dalam peluncuran IPO Financing. Pembiayaan ini menyediakan fasilitas perusahaan bagi investor dan underwriter agar semakin punya modal yang kuat dalam melakukan IPO.
“Melihat demand masih tinggi sampai saat ini, tidak menutup kemungkinan ini memang jadi satu produk pengembangan utama PEI dalam masa mendatang, mungkin 1 atau 2 tahun ke depan kita punya produk IPO Financing bagus banget sebenarnya untuk market,” tutur Armeyn.
Dengan IPO Financing, PEI dapat menyediakan produk yang mendukung calon perusahaan tercatat, penjamin emisi efek, maupun investor pasar perdana.