Pendapatan Antam di 2024 Capai Rp 69,19 T, Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah

9 April 2025 16:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gedung Antam. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gedung Antam. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Anggota holding industri pertambangan MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam, mencetak pendapatan tertinggi sepanjang sejarah sebesar Rp 69,19 triliun pada 2024.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan keuangannya, laba tahun berjalan Antam mencapai Rp 3,85 triliun, melonjak 25 persen dari pencapaian tahun sebelumnya sebesar Rp 3,08 triliun.
Direktur Utama Antam, Nicolas D. Kanter, mengatakan capaian ini merupakan buah strategi manajemen perusahaan dalam merespons tantangan pasar serta optimalisasi kinerja operasional secara berkelanjutan.
"Antam berhasil menunjukkan daya saing dan resiliensi tinggi di tengah fluktuasi harga komoditas serta perubahan regulasi. Kami tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh dan mencetak kinerja keuangan terbaik sepanjang sejarah perusahaan," katanya melalui keterangan resmi, Rabu (9/4).
Perusahaan juga mencatatkan pertumbuhan EBITDA sebesar 3 persen menjadi Rp 6,73 triliun dari sebelumnya Rp 6,55 triliun. Laba kotor naik 3 persen menjadi Rp 6,50 triliun, dan laba usaha meningkat 15 persen menjadi Rp 3,00 triliun dari Rp 2,62 triliun di tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Nico menyebutkan, efisiensi turut menjadi kunci. Beban usaha perusahaan turun 5 persen menjadi Rp 3,50 triliun, terutama karena penurunan biaya logistik dan asuransi akibat kendala perizinan yang sempat memengaruhi penjualan nikel dan bauksit.
Dari sisi neraca, total aset Antam meningkat 4 persen menjadi Rp 44,52 triliun, dan ekuitas tumbuh menjadi Rp 32,20 triliun. Perusahaan juga melakukan pelunasan investasi sebesar Rp 1,68 triliun pada akhir 2024, membuka ruang tambahan bagi pendanaan pengembangan bisnis di masa mendatang.
Emas Jadi Kontributor Utama Pendapatan
Komoditas emas berkontribusi signifikan pada pendapatan Antam sebesar Rp 57,56 triliun, melonjak 120 persen dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp 26,12 triliun. Lonjakan ini didorong oleh harga emas dunia yang meningkat serta permintaan domestik yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Volume penjualan emas juga mencetak rekor tertinggi mencapai 43.776 kg (1.407.431 troy oz.), tumbuh 68 persen dari 26.129 kg (840.067 troy oz.) di tahun sebelumnya. Seluruh penjualan emas difokuskan ke pasar domestik.
"Kami bersyukur masyarakat Indonesia terus menjadikan produk logam mulia Antam sebagai pilihan utama dalam berinvestasi emas. Ini terlihat dari tingginya penjualan emas kami, yang seluruhnya didistribusikan ke pasar dalam negeri," ujar Nico.
Selain emas, segmen nikel juga memberikan kontribusi sebesar Rp 9,50 triliun atau 14 persen dari total pendapatan, meskipun dihadapkan pada tantangan pasar dan hambatan perizinan. Volume produksi feronikel mencapai 20.103 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan penjualan 19.452 TNi ke pasar ekspor, seperti China, India, dan Korea Selatan.
PT Freeport Indonesia kirim perdana emas batangan dari smelter ke Antam di Pulogadung, Rabu (12/2/2025). Foto: Dok. Freeport Indonesia
Sementara itu, produksi bijih nikel mencapai 9,94 juta wet metric ton (wmt), dengan penjualan 8,35 juta wmt, seluruhnya untuk pasar domestik, baik ke smelter Antam sendiri maupun pihak ketiga.
ADVERTISEMENT
Adapun penjualan dari segmen bauksit dan alumina mencapai Rp 1,80 triliun, naik 7 persen dari Rp 1,69 triliun pada tahun lalu. Antam memproduksi 1,33 juta wmt bauksit dengan penjualan 736 ribu wmt. Tantangan perizinan dan belum masifnya hilirisasi di sektor ini menjadi faktor pembatas pertumbuhan.
Untuk alumina, melalui entitas anak PT Indonesia Chemical Alumina (ICA), produksi mencapai 147.826 ton, dengan penjualan 177.178 ton—naik 24 persen dari tahun sebelumnya.
Berbagai Kerja Sama di 2024
Sepanjang 2024, ANTAM menandatangani beberapa kerja sama penting, di antaranya perjanjian dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk pasokan minimal 30 ton emas per tahun dengan kemurnian 99,99 persen. Bahan baku ini akan diproses menjadi logam mulia oleh Antam.
ADVERTISEMENT
Perusahaan juga melakukan pembelian lahan di kawasan industri JIIPE Gresik untuk pengembangan fasilitas pengolahan logam mulia, memperkuat ekosistem hilirisasi emas nasional.
Untuk sektor nikel, Antam melanjutkan keterlibatannya dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV Battery) di Indonesia melalui berbagai proyek strategis, meskipun detail perkembangan proyek ini belum sepenuhnya diumumkan.
Nico menuturkan, dengan fundamental yang kuat, Antam siap melanjutkan kinerja positifnya di 2025. Strategi penguatan hilirisasi, ekspansi pasar domestik, dan keberlanjutan lingkungan menjadi pilar utama pertumbuhan perusahaan ke depan.
"Kami optimistis bahwa Antam akan terus tumbuh secara berkelanjutan dan memberikan kontribusi nyata bagi industri pertambangan nasional, masyarakat, serta pemegangn saham," tutup Nico.