Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pendapatan Garuda 2020 Melorot 70 Persen, Kini Incar Angkutan Kargo
16 Juli 2021 13:38 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Pendapatan Garuda Indonesia sepanjang 2020 merosot karena dampak pandemi COVID-19. Perseroan kini berupaya meningkatkan kinerjanya dengan memaksimalkan pangsa pasar angkutan logistik. Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan langkah percepatan pemulihan itu seiring momentum pertumbuhan sektor ekspor nasional.
ADVERTISEMENT
Irfan mengungkapkan strategi tersebut juga sejalan dengan proyeksi sektor ekspor yang diperkirakan terus meningkat seiring laporan BPS. BPS mencatat trafik ekspor Indonesia pada bulan Juni 2021 tumbuh 54,46 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
“Sejalan dengan berbagai langkah upaya perbaikan kinerja usaha yang terus kami lakukan secara berkelanjutan, tren pertumbuhan sektor ekspor nasional menjadi momentum penting bagi upaya optimalisasi lini bisnis penunjang yang dijalankan perusahaan di tengah tekanan kinerja usaha imbas pandemi COVID-19, terutama melalui bisnis kargo dan carter," kata Irfan melalui keterangan resminya, Jumat (16/7).
Irfan mengungkapkan perseroan mencatatkan pertumbuhan angkutan kargo yang semakin menjanjikan. Hingga bulan Mei 2021 lalu, Garuda Indonesia Grup membukukan pertumbuhan angkutan kargo hingga 35 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020. Konsistensi tersebut sejalan dengan kinerja bisnis kargo pada akhir tahun 2020 lalu. Saat itu perseroan mencatatkan angkutan trafik kargo udara yang menyentuh level 99 persen dari performa angkutan kargo pada periode sebelum pandemi.
ADVERTISEMENT
Dengan tren pertumbuhan positif tersebut, Garuda Indonesia akan terus mengoptimalkan utilisasi armada bagi perluasan jaringan penerbangan kargo untuk menunjang aktivitas direct call komoditas ekspor unggulan dan UMKM dari berbagai wilayah Indonesia. Cara yang dilakukan salah satunya melalui pengoperasian 2 armada passenger freighter yang kini melayani sejumlah penerbangan kargo baik domestik maupun internasional.
Irfan tidak menampik situasi pandemi mendorong terjadinya shifting behaviour pada tren bisnis industri penerbangan. Kini, lini bisnis kargo menjadi salah satu tumpuan utama pendapatan usaha Garuda Indonesia di tengah terjadinya penurunan trafik angkutan penumpang yang berpengaruh signifikan ke performa kinerja finansial sepanjang tahun 2020.
Melalui penyampaian laporan keuangan tahun buku 2020, Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan usaha sebesar USD 1,4 miliar yang ditunjang oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar USD 1,2 miliar, pendapatan penerbangan tidak berjadwal USD 77 juta, dan lini pendapatan lainnya sebesar USD 214 juta. Sebagai perbandingan di laporan keuangan Garuda Indonesia pada 2019 pendapatan mencapai USD 4,57 miliar. Laba USD 6,98 juta atau setara Rp 97,72 miliar.
Lebih lanjut, Irfan menjelaskan Garuda Indonesia juga mencatatkan penurunan beban operasional penerbangan sebesar 35,13 persen menjadi USD 1,6 miliar dibandingkan tahun 2019 lalu yang sebesar USD 2,5 miliar. Hal tersebut ditunjang oleh langkah strategis efisiensi biaya salah satunya melalui upaya renegosiasi baik sewa pesawat maupun efisiensi biaya operasional penunjang lainnya yang saat ini terus dioptimalkan. Melalui upaya tersebut, saat ini Garuda Indonesia berhasil menghemat beban biaya operasional hingga USD 15 juta per bulannya.
ADVERTISEMENT
"Pandemi COVID-19 ini mengajarkan pelaku sektor industri penerbangan tentang makna penting upaya akseleratif dan resiliensi dalam menghasilkan evolusi bisnis yang berkesinambungan. Berbagai langkah strategis pemulihan kinerja terus kami jalankan hingga kini, antara lain melalui konsolidasi operasi guna mendorong efisiensi serta menunjang business continuity perusahaan di tengah kondisi makro yang penuh tantangan dan pasar yang semakin kompetitif,” terang Irfan.
Sementara itu, menyikapi catatan disclaimer (opini tidak memberikan pendapat) Laporan Keuangan Garuda Indonesia tahun buku 2020, pada prinsipnya perseroan menghargai independensi auditor. Catatan disclaimer itu diberikan dengan pertimbangan aspek keberlangsungan usaha yang menjadi perhatian auditor di tengah upaya restrukturisasi yang dijalankan perseroan sebagai langkah pemulihan kinerja.
Irfan menerangkan hal tersebut merupakan realitas bisnis yang tidak dapat terhindarkan di tengah tekanan kinerja usaha. Ia menganggap kondisi pandemi mengantarkan industri penerbangan dunia pada level terendah sepanjang sejarah, di mana lalu lintas penumpang internasional mengalami penurunan drastis lebih dari 60 persen selama tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut membawa trafik perjalanan lalu lintas udara internasional kembali ke level trafik lalu lintas udara pada tahun 2003. Sebuah kemunduran signifikan dari industri penerbangan yang telah berkembang pesat selama 10 tahun terakhir.
Kondisi itu yang turut tergambarkan pada kinerja usaha Garuda Indonesia yang saat ini terdampak signifikan pada aspek keberlangsungan usaha. Keadaan tersebut juga merupakan situasi yang tidak terhindarkan dihadapi oleh berbagai pelaku industri penerbangan lainnya yang harus melakukan berbagai langkah fundamental guna mengoptimalkan kinerja usahanya, antara lain dilakukan melalui upaya diversifikasi bisnis baik dalam skala besar maupun kecil yang dimaksudkan untuk mengupayakan keberlangsungan usaha.
“Dalam kondisi yang penuh tantangan ini, Garuda Indonesia memastikan komitmennya untuk senantiasa hadir memenuhi kebutuhan aksesibilitas layanan penerbangan masyarakat Indonesia melalui pengalaman terbang yang aman dan nyaman. Hal itu selaras dengan konsistensi penerapan protokol kesehatan di seluruh lini operasi Garuda Indonesia, yang turut mengantarkan kami menjadi salah satu maskapai penerbangan terbaik di Asia Tenggara dengan kualitas penerapan protokol kesehatan di seluruh aspek layanan,” ungkap Irfan.
ADVERTISEMENT
Irfan memastikan pihaknya bakal terus berupaya maksimal melayani penerbangan di tengah pemberlakuan PPKM Darurat. Menurutnya, transportasi udara berperan besar dalam menunjang pergerakan logistik dan perjalanan masyarakat yang harus terbang karena memiliki kebutuhan prioritas di masa pandemi.
Untuk itu, Garuda Indonesia akan terus mengedepankan penerapan protokol kesehatan sesuai dengan regulasi dan ketentuan yang berlaku. Kebijakan itu juga didukung dengan pengetatan persyaratan penerbangan oleh otoritas terkait untuk menghadirkan perlindungan multiproteksi bagi masyarakat yang akan melaksanakan perjalanan dengan moda transportasi udara.