Pendiri Cakap dan WIR Group Bagi Tips Bisnis Tahan Banting di Kala Krisis

3 Desember 2022 9:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Daniel Surya dan Tomy Yunus berfoto seusai berbagi pengalaman di laman video berbagi milik Cakap Foto: Dok. Cakap
zoom-in-whitePerbesar
Daniel Surya dan Tomy Yunus berfoto seusai berbagi pengalaman di laman video berbagi milik Cakap Foto: Dok. Cakap
ADVERTISEMENT
Fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) di kalangan startup kerap dikaitkan dengan istilah bubble burst. Apalagi saat ini ketidakpastian ekonomi makin terasa akibat ancaman resesi yang akan terjadi di tahun depan.
ADVERTISEMENT
Mengutip investopedia, bubble burst adalah siklus ekonomi yang ditandai dengan naiknya nilai pasar yang cepat, terutama dalam harga aset sehingga menciptakan anomali atau 'gelembung'.
Inflasi yang melonjak serta diikuti oleh penurunan nilai yang cepat atau kontraksi, sehingga pada satu masa terjadi titik jenuh yang kadang-kadang bisa 'meledak', sehingga muncullah istilah disebut sebagai crash atau bubble burst.
Mengenai fenomena ini edtech Cakap melakukan inisiatif di kanal Youtube dalam memberikan edukasi untuk para pelaku bisnis dan anak bangsa melalui Talk show dengan pemimpin dari salah satu perusahaan teknologi di Indonesia melalui Cakap Blitz (Business Leaders Talks).
Dua pendiri perusahaan rintisan anak bangsa yakni Tomy Yunus, CEO & Co-Founder Cakap dan Daniel Surya yang merupakan Group Executive Chairman & Co-Founder WIR Group. Keduanya berbincang mengenai jatuh-bangun bisnis hingga berbagi tips dalam menghadapi krisis termasuk pandemi dan kemungkinan resesi tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Tomy membuka dialog dengan kinerja WIR dan strategi yang akan diterapkan menghadapi tahun 2023 yang diramal akan suram.
Tomy Yunus berfoto seusai berbagi pengalaman di laman video berbagi milik Cakap. Foto: Dok. Cakap
“Banyak perusahaan kena bubble burst, tapi 2022 kinerja WIR Group shining, apa strateginya dan apa yang harus diwaspadai oleh pelaku bisnis terutama berbasis digital?” tanya Tomy seperti dikutip, Sabtu (3/12).
“Ada kata-kata resesi, buat saya ayo kita lihat dari sisi positif, bagaimana kita bangun dan melewati resesi dengan baik. Di bisnis kita bisa mulai dengan membangun perspektif yang relevan dan fundamental,” ujar Daniel.
Relevansi yang dimaksud Daniel adalah agar pebisnis dapat selalu membaca peluang bahkan pivoting (perubahan arah) jika diperlukan.
Secara performa, WIR Group yang menjadi perusahaan publik mulai tahun 2022, pada semester I 2022, mencatat kenaikan laba 52,4 persen (yoy) menjadi Rp 29,52 miliar.
ADVERTISEMENT
Hal ini membuktikan bahwa perusahaan yang juga berbasis teknologi ini masih bisa mencatatkan kinerja positif meskipun dibayangi resesi hingga fenomena bubble burst.
Daniel juga menambahkan bahwa prinsip dalam menjalankan bisnis di bidang teknologi adalah fokus terhadap pelanggan.
Daniel Surya berfoto seusai berbagi pengalaman di laman video berbagi milik Cakap. Foto: Dok. Cakap
“Sebetulnya it’s all about, bagaimana kita melihat perspektif untuk mengatasi krisis, challenges, bahkan menjual produk yang belum ada pasarnya, tapi potensial bagi masyarakat. Bagaimana kita bangun relevansi sehingga klien tetap datang dan sustain. Sekali lagi, focus to customer and deliver,” pungkas Daniel.
Menutup perbincangan tersebut, Tomy menegaskan bahwa sektor bisnis digital masih dan akan terus potensial, meski saat ini banyak yang menghadapi efisiensi dan dibayangi oleh resesi.
“Masih ada harapan mengingat ekonomi Indonesia diprediksi akan masuk 5 besar di 2045. Hal ini didukung oleh ekonomi digital Indonesia yang terbesar di regional asean, hingga SDM potensial,” ujar Tomy.
ADVERTISEMENT
Daniel menutup dan turut mengamini bahwa Indonesia bisa mendominasi traffic gak hanya offline tapi online juga. “Kita bisa menjadi bangsa yang powerful tentunya dilandasi dengan basis Pendidikan yang kuat,” tutup Daniel yang mengamini pernyataan Tomy.