news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pendiri Sebut Ada Kisruh Kepengurusan METI, Desak Munas Ditunda

16 Juni 2022 13:38 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Surya Dharma. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Surya Dharma. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Para pendiri Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) mendesak Musyawarah Nasional (Munas) yang rencananya akan diselenggarakan 22 Juni mendatang ditunda. Mereka meminta penyelenggaraan Munas harus dilakukan secara kredibel.
ADVERTISEMENT
Para pendiri menganggap Munas yang akan diselenggarakan METI saat ini tidak mengikut Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) METI yang sah.
“Di sisi lain, pendiri dan pakar meminta pelaksanaan Musyawarah Nasional METI harus dilaksanakan kredibel, mengingat makin pentingnya urusan energi terbarukan yaitu transisi energi.Kemudian ada semacam conflict of interest yang dilakukan antara Ketua OC (organizing committee) dan Calon Formatur Kandidat Ketua,” demikian disampaikan oleh para pendiri dan para pakar METI melalui keterangan tertulis, dikutip pada Kamis (16/6).
Pernyataan tersebut disampaikan saat “Dialog Mengembalikan Marwah METI” yang diselenggarakan pada Selasa 14 Juni 2022 di Hotel Ambara, Cendrawasih Room, Ground Floor,  Kebayoran Baru, Jakarta.
Dialog itu dihadiri tokoh-tokoh METI di antaranya Herman Darnel Ibrahim, Ario Senoaji, E Bawa Sentosa, Arya Rezandi, Elvi Nasution, Fauzi Imron. Ada juga yang hadir secara online melalui zoom yaitu Abadi Poernomo, Michael Sumarjanto, Sri Endah Agustina.
ADVERTISEMENT
Para pendiri meminta kalau mundur jangan lebih dari 1 bulan. Harapan dari para pendiri adalah komunitas atau masyarakat energi terbarukan ini tetap solid, tetap guyub, dan jangan sampai bermusuhan.
“Saya sebagai yang paling senior dari segi usia dan kepengurusan di METI, saya gembira bahwa kawan-kawan semua ingin METI ini terbaik forever dan saran-saran kalian itu semua, sangat membantu semua kita memikirkan what next. Jadi kami yang senior-senior ini hanya hafal par Mentos, detail teknis, prosedur tentu yang muda-muda tentu lebih tahu,” kata Sjoufyan Awal,sebagai salah satu tokoh pendiri METI yang hadir sebagai pembicara dalam dialog tersebut.
“Jadi saya ingin benar, kawan-kawan yang lebih junior untuk berjuang terus. Mudah-mudahan Allah maha kuasa bersama kita,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Hasil dialog itu juga memutuskan seluruh kepengurusan METI, mulai Ketua Umum hingga Dewan Pakar dan Dewan Pembina tidak ada lagi hingga hasil Munas ke-8 menetapkan kepengurusan METI periode 2021-2023.
Tanggapan Ketua Umum METI
Menanggapi permintaan tersebut, Ketua Umum METI, Surya Dharma, menegaskan pihaknya sudah menjalankan kaidah ketentuan organisasi yang berlaku dalam menjalankan Munas. Ia menjelaskan METI sejak tahun 2018 sudah menjadi Badan Hukum.
Proses menjadi Badan Hukum Perkumpulan dilaksanakan sejak awal tahun 2019 dan kemudian dinotariskan pada Juni 2019. Pengesahan sebagai Badan Hukum baru diterbitkan Menteri Hukum HAM RI pada 22 Nopember 2019. Menurutnya, dalam peraturan pelaksanaan Munas adalah 3 tahun sekali.
“Dengan demikian, secara legal, METI bisa beraktivitas sebagaimana ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai Badan Hukum Perkumpulan. Dalam melaksanakan kegiatan baik keluar maupun ke dalam, itu juga berpedoman pada hasil Munas yang dilaksanakan setiap 3 tahun sekali,” kata Surya saat dihubungi kumparan, Kamis (16/6).
ADVERTISEMENT
Surya mengatakan dengan disahkannya METI sebagai Badan Hukum, maka harus taat azas termasuk melakukan penyegaran kepengurusan yang dilakukan melalui Munas. Melalui rapat gabungan yang rutin dilaksanakan setiap tahun untuk mengevaluasi kegiatan tahun berjalan dan rencana kerja tahun berikutnya. Terakhir kali rapat dilakukan pada 21 November 2021.
Dari rapat tersebut pada 21 November 2021, kata Surya, disepakati bahwa penyelenggaraan Munas akan dilakukan pada 24 Februari 2022. Sejak saat itu pengurus membentuk Panitia Pengarah untuk menyiapkan materi Munas dan Panitia Penyelenggara untuk melaksanakan kegiatan Munas.
“Namun demikian, atas berbagai masukan dari anggota METI dan memberikan kesempatan juga penyiapan materi Munas yang lebih sempurna, maka pada rapat koordinasi gabungan antara Dewan Pembina, Dewan Pakar, Dewan Asosiasi, Dewan Pengurus Harian METI tanggal 9 Februari 2022, disepakati bahwa pelaksanaan Munas diundurkan paling lambat Juni 2022 dengan beberapa penyempurnaan dari kepanitiaan dengan mengikutsertakan unsur Dewan Pembina, Dewan Pakar, Dewan Asosiasi dan anggota lainnya selain Pengurus Harian METI,” ungkap Surya.
Energi Baru Terbarukan di Pantai Baru, Bantul Foto: Resya Firmansyah/ kumparan
Selain itu, kata Surya, Panitia Pengarah juga dilengkapi dengan 3 personel dari Anggota Dewan Pembina masing-masing yaitu Agus Hermanto, Anton Wahjoesoedibjo, dan Cyril Nurhadi duduk sebagai Penasihat SC. Panitia ini telah bekerja selama 4 bulan menyiapkan materi Munas, persiapan pelaksanaan, tahapan-tahapan untuk menuju Munas dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Semuanya sudah berjalan dengan baik dan transparan serta profesional. Panduan Munas juga sudah dikirimkan kepada para peserta Munas yang terdaftar. Saat ini Anggota METI yang terdaftar akan ikut Munas hampir mencapai 900 orang,” terang Surya.
Jika hal ini terlaksana, tentu saja akan menjadi Munas terbesar di kalangan energi terbarukan.  Surya memastikan pihaknya juga berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk dengan Pemerintah sebagai Pembina Teknis sektor untuk energi terbarukan.
Surya mengatakan materi Munas juga sudah dikirimkan kepada peserta Munas atau satu minggu sebelum Munas berlangsung. Pendaftaran peserta Munas sudah ditutup pada 31 Mei 2022 sehingga ada waktu yang cukup bagi panitia untuk menyiapkan berbagai hal agar ajang musyawarah bagi masyarakat energi terbarukan ini berjalan dengan lancar.
ADVERTISEMENT
“Harapan kita adalah tren pemanfaatan energi terbarukan yang semakin menjadi harapan saat ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku usaha, para pakar dan SDM sektor energi terbarukan,” kata Surya.
“Bahwa ada suasana yang hangat menjelang Munas, justru menjadi angin segar bagi METI karena selama ini sangat sulit mencari anggota dan juga pengurus yang mau dengan ikhlas, suka rela meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan juga material lainnya untuk kepentingan energi terbarukan Indonesia,” tambahnya.
Surya menegaskan sebagai organisasi sosial, tentu tidak ada manfaat finansial yang diperoleh dari METI selain kebersamaan untuk bersama-sama memikirkan kepentingan pengembangan energi terbarukan Indonesia.
“Karena itu, kami berharap, Munas ini akan tetap berjalan sebagaimana yang telah direncanakan dan dipersiapkan oleh Pengurus dan Panitia Munas. Kami berharap semangat kekeluargaan dalam perkumpulan sosial masyarakat ini jauh lebih penting dari aspek lainnya,” tutur Surya.
ADVERTISEMENT