Penerbangan Sepi karena Corona, Pilot dan Pramugari Ada yang Cuti Tak Dibayar

1 April 2020 8:13 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pesawat Foto: Sonny Tumbelaka / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pesawat Foto: Sonny Tumbelaka / AFP
ADVERTISEMENT
Industri penerbangan di Indonesia saat ini sedang terpukul karena serangan virus corona. Maskapai tidak bisa terbang secara normal seperti sedia kala.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA), Denon Prawiraatmadja, mengungkapkan bahwa kondisi saat ini memang membuat banyak pegawai khususnya pilot dan pramugari tidak bisa bekerja. Sehingga mereka ada yang memilih cuti.
“Sampai sejauh ini isunya baru ada yang cuti tidak dibayar, ada beberapa maskapai yang cuti dibayar juga ada, tergantung kesepakatan antara karyawan dan maskapainya,” kata Denon saat dihubungi kumparan, Rabu (1/4).
Denon membantah kalau sudah ada pilot dan pramugari yang dirumahkan. Meski begitu, ia tidak menampik kalau maskapai saat ini sedang mengalami masa-masa sulit.
“Sepanjang yang saya tahu belum (PHK). Tapi nanti kita lihat dari maskapai biasanya mereka ada anouncement lewat rilisnya masing-masing kalau begitu,” ujar Denon.
Denon mengungkapkan saat ini pihaknya tidak bisa berbuat banyak dalam menghadapi virus corona. Ia memastikan akan mengikuti segala arahan yang disiapkan oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
“Secara prinsip harus ikut ketentuan pemerintah saja. Jadi kalau ada imbauan untuk mengurangi frekuensi kita ikut lah intinya supaya memang program pemerintah ini pada intinya menghentikan penularan,” ungkap Denon.
Denon menjelaskan, pengurangan frekuensi tersebut sebenarnya bukan karena ada pembatasan jadwal penerbangan dari pemerintah. Namun, dengan adanya arahan Work From Home membuat masyarakat tidak banyak bepergian.
Ilustrasi pramugari Swedia Foto: Shutter Stock
Kondisi tersebut membuat maskapai penerbangan sepi. Sehingga otomatis ada pengurangan frekuensi penerbangan.
“Jadi karena ada imbauan pemerintah untuk stay di rumah WFH jadi menurunkan frekuensi semua usaha transportasi termasuk penerbangan kan gitu,” terang Denon.
“Nah dalam kaitan menurunnya frekuensi tersebut kita coba mengimbangi dengan biaya-biaya yang biasanya kita keluarkan sesuai dengan frekuensi yang lebih tinggi kita. Jadi menyesuaikan,” tambahnya.
ADVERTISEMENT