Penerima Bertambah, Anggaran Makan Bergizi Gratis Bakal Naik

Murid menikmati paket makan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Sinduadi Timur, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Senin (13/1/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mendukung kenaikan anggaran Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk mengakomodasi penerima yang lebih banyak, terutama dari kalangan siswa sekolah.

Program MBG rencananya menyasar lebih dari 17 juta siswa sekolahan di tahun 2025 dengan anggaran Rp 71 triliun. Namun, kata Sudaryono, siswa sekolah di Indonesia lebih banyak dari itu.

"Saya enggak tau persisnya ya. Cuma saya kira kalau jumlah sekian belas juta siswa kan banyak ya, cuma siswa di Indonesia lebih banyak dari itu. Kalau mau dinaikin ya kita posisinya dukung, kan bagus juga untuk ekonomi kita," ungkapnya di Istana Negara, Selasa (14/1).

Sudaryono mengakui tidak ikut dalam pembahasan terkait kenaikan anggaran program MBG yang rencananya bisa menyasar kepada total 83 juta penerima. Terlepas dari itu, dia berharap layanan petugas di lapangan lebih siap.

"Bukan masalah anggaran aja dinaikin tapi juga kesiapan di lapangan unit layanan dan seterusnya. Tentu saja kalau presiden kan liat semangatnya, segala sesuatu maunya realisasi segera," imbuhnya.

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (14/1/2025). Foto: Zamachsyari/kumparan

Sebelumnya, anggaran program MBG akan naik diungkapkan Menteri Koordinasi Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas). Dia mengakui program andalan Presiden Prabowo Subianto ini belum berjalan karena anggarannya baru Rp 71 triliun. Bulan Juni nanti, pemerintah akan kembali mengumpulkan anggaran.

"Kepala Badan Gizi lagi mengumpulkan kalau Juli atau Juni bisa tambah Rp 40 triliun maka semua orang bisa makan gratis," ujarnya usai Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Pangan di Gedung Grahadi, Surabaya, Selasa (7/1).

Zulhas menyebut anggaran Makan Bergizi Gratis bisa tembus Rp 420 triliun tahun depan jika program ini mau berjalan serentak dilakukan di Indonesia.

"Tapi kalau tahun depan mau semua Januari maka perlu uang Rp 420 triliun," katanya.