Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2

ADVERTISEMENT
Penerimaan pajak selama semester I 2019 masih seret. Faktor perlambatan ekonomi global akibat perang dagang membuat kantong negara ini mengalami tekanan di paruh tahun.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penerimaan pajak selama semester I 2019 hanya Rp 603,3 triliun, tumbuh 3,75 persen dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Pertumbuhan ini melambat jika dibandingkan semester I 2018 yang bisa mencapai 13,99 persen (yoy).
Penerimaan pajak hingga akhir Juni 2019 itu mencapai 38,2 persen dari target APBN yang senilai Rp 1.577,5 triliun. Pencapaian ini juga melambat jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang bisa mencapai 40,84 persen dari target APBN 2018.
“Aktivitas riil perekonomian dunia mengalami tekanan pada semester I 2019 seiring meningkatnya ketegangan perang dagang. Pertumbuhan ekonomi nasional mengalami tekanan khususnya dari faktor eksternal. Investasi juga mulai melambat,” ujar Sri Mulyani di Gedung DPR RI Jakarta, Selasa (16/7).
Berdasarkan sektornya, setoran pajak dari manufaktur hingga akhir Juni 2019 tercatat senilai Rp 160,62 triliun atau menyumbang 29,3 persen dari total penerimaan pajak. Realisasi tersebut turun 2,6 persen (yoy). Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, penerimaan sektor ini tumbuh hingga 13 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, penerimaan pajak sektor perdagangan melambat di level 2,5 persen (yoy) dengan setoran senilai Rp 114,37 triliun. Realisasi penerimaan itu menyumbang 20,8 persen terhadap total penerimaan pajak dengan pertumbuhan yang tidak setinggi tahun lalu yang mampu tumbuh hingga 27,6 persen (yoy).
Sementara itu, sektor jasa keuangan dan transportasi serta pergudangan masih mencatat kenaikan pertumbuhan setoran pajak. Realisasi penerimaan sektor jasa keuangan sebesar Rp 83,5 triliun, tumbuh 8,8 persen (yoy), dan lebih tinggi dari periode sama tahun lalu yang tumbuh 4,8 persen (yoy).
Sementara itu, sektor transportasi dan pergudangan menyumbang penerimaan pajak senilai Rp 24,5 triliun atau tumbuh sebesar 23 persen (yoy). Pertumbuhan sektor ini naik dari tahun lalu yang tumbuh sebesar 10,7 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Namun demikian, Sri Mulyani meyakini kinerja penerimaan pajak bisa meningkat di Semester II 2019. Hal ini seiring dengan normalnya pertumbuhan kelebihan pembayaran pajak atau restitusi.
Tak hanya itu, perkembangan positif perang dagang antara AS-China serta resolusi hasil Pemilu 2019 juga diharapkan juga dapat memberikan dampak positif terhadap penerimaan pajak .
"Dengan didukung membaiknya perekonomian domestik, peningkatan kepatuhan wajib pajak, perluasan basis pembayar pajak, serta terus berjalannya program reformasi perpajakan yang meliputi reformasi kebijakan dan reformasi administrasi termasuk penguatan teknologi informasi perpajakan, Direktorat Jenderal Pajak cukup optimistis akan semakin meningkatnya kinerja penerimaan pajak pada semester II 2019," tambahnya.