Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Pengakuan Ronald Tinggal di Kompleks Apartemen Bekas Kasus Pembunuhan
15 November 2018 11:51 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian orang, hunian bekas pembunuhan, bunuh diri, atau kematian yang tak wajar lainnya, menimbulkan kesan mistis. Namun tidak bagi Wenwen dan Ronald (nama disamarkan), para penghuni apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Wenwen adalah penghuni tower Palem lantai 21, sedangkan Ronald tinggal di tower Ebony lantai 15. Di tower Ebony inilah pembunuhan terhadap perempuan bernama Holly Angela alias Niken Hayu Winanti (37) terjadi, tepatnya pada tahun 2013 di lantai 9AT.
Selepas kejadian itu, unit di sekitar eks milik Holly sepi pembeli. Mereka lebih memilih memenuhi hunian di tower lain.
Namun kondisi itu tak berlangsung lama. Unit-unit di tower Ebony kembali laku. Bahkan kamar 9AT juga sudah ada yang menempati hingga kini.
Tidak hanya kejadian Holly yang tewas mengenaskan di apartemen itu. Ada juga balita yang meninggal di kolam renang karena kelalaian orang tua, ada warga negara asing yang meninggal karena bunuh diri, dan beberapa kejadian lainnya.
Kepada kumparan, Ronald menceritakan pengalamannya tinggal di tower yang sama dengan lokasi eks pembunuhan yang sempat heboh itu. Dia menyebut, unit apartemen tersebut telah dimiliki orang tuanya sejak tahun 2009 yang saat itu belum berwujud bangunan. Setelah jadi, mereka menyewakan ke pihak lain hingga tahun 2015.
ADVERTISEMENT
"Waktu kejadian Holly kita semua tahu, tapi ya baik-baik aja. Yang nyewa juga enggak berniat pindah," kata Ronald, Rabu (14/11).
Setelah masa sewa habis, Ronald baru menempati unit tersebut. Dia mengaku tak ada masalah meski tinggal 4 lantai di atas lokasi eks pembunuhan (di apartemen ini, tidak ada lantai 13 dan 14).
"Aku sih so far enggak masalah selama enggak ganggu. Soal serem, biasa juga karena di Kalibata City emang gudangnya pembunuhan. Kalau aku tinggal di unit bekasnya Holly, baru enggak mau," katanya.
Meski demikian Ronald berniat pindah dari Kalibata City. Faktor utamanya bukan karena mistis, namun lebih pada kenyamanan.
"Di situ penjaja seks banyak banget. Dan karena sering terjadi pembunuhan juga, jadi pengin pindah. Sekarang lagi nyari rumah sih, enggak pengin apartemen lagi," kata Ronald.
ADVERTISEMENT
Sementara itu menurut Wenwen, bila ada kejadian nahas di kawasan apartemennya hanya ramai diperbincangkan warga sekitar seminggu. Setelah itu kembali seperti semula, seakan tidak pernah terjadi sesuatu. Petugas apartemen juga selalu berusaha meredam kabar buruk agar tidak tersebar luas, kecuali sudah terlanjur tercium publik.
"Biasanya kalau ada yang lompat jatuh, diredam enggak banyak keluar. Buat kita juga enggak penting kalau diekspos, yang penting kejelasan harus diselidiki secara benar penyebabnya," urai Wenwen.
Meski mayoritas unit laku terjual, cerita mistis sering kali Wenwen dengar dari tetangganya. Beberapa warga mengaku kerap mendengar suara ketukan pintu dan hal aneh lainnya. Namun Wenwen menanggapi santai karena merasa tak pernah terganggu dengan hal-hal semacam itu.
ADVERTISEMENT
Wenwen hanya menginginkan peningkatan pengawasan di apartemen Kalibata City yang konsisten agar tidak terjadi peristiwa nahas serupa. Pasalnya menurut Wenwen, pengawasan ketat hanya dilakukan saat baru saja terjadi peristiwa menghebohkan saja.
"Akhir-akhir ini kita tekan terus agar pengawasan lebih ketat," ungkapnya.
--------------------------------------------------------
Saksikan ulasan lengkap kumparan soal bisnis rumah berhantu dengan ikuti topik Rumah Berhantu di Jakarta