Pengalaman Naik Taksi Listrik Blue Bird: Luas dan Tidak Berisik

22 April 2019 20:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang petugas mengisi daya mobil taksi listrik Bluebird (e-Taxi) di Kantor Pusat Bluebird Group, Mampang Prapatan,  Jakarta, Senin (22/4/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petugas mengisi daya mobil taksi listrik Bluebird (e-Taxi) di Kantor Pusat Bluebird Group, Mampang Prapatan, Jakarta, Senin (22/4/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Blue Bird Tbk baru saja meluncurkan 30 taksi dengan bahan bakar 100 persen listrik. Peluncuran ini menjadikan Blue Bird sebagai perusahaan pertama di Indonesia yang menyediakan layanan taksi listrik.
ADVERTISEMENT
Dari 30 unit yang dikeluarkan, terbagi atas dua jenis layanan. Pertama, layanan taksi listrik reguler Bluebird. Mobil untuk jenis layanan ini buatan produsen BYD dari China sebanyak 25 unit. Kedua, layanan Silverbird yang taksinya produksi perusahaan Elon Musk, Tesla. Kamu bisa merasakan sensasi naik taksi futuristik ini mulai Mei 2019 di Jakarta.
Lalu bagaimana sensasi naik taksi listrik pertama kali?
Dalam peluncuran hari ini, kumparan berkesempatan untuk menaiki taksi listrik untuk jenis layanan Bluebird. Taksi ini berwarna biru langit seperti taksi Blue Bird konvesional. Tapi, yang membedakan adalah luas di dalam mobil.
Dalam taksi ini, ada lima wartawan yang naik, termasuk kumparan. Saking luasnya, kursi belakang bisa diisi hingga empat orang, meski idealnya maksimal hanya tiga orang.
ADVERTISEMENT
Dari sisi interior, taksi listrik ini sangat nyaman. Tampak, kursinya dilapisi kulit. Sementara di depan dashboard sopir, ada layar cukup besar berisi, di antaranya speedometer dan kapasitas baterai yang terisi. Kebetulan, tadi sore, baterai di taksi yang kami tumpangi masih tersisa 84 persen. Lalu ada layar untuk radio. Terakhir, ada juga barcode taksi yang bisa di-scan.
Suasana di dalam Taksi Listrik Blue Bird. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Sepanjang perjalanan dari kantor pusat Blue Bird ke Epicentrum, Jakarta Selatan, sang sopir bercerita bahwa pengemudi yang mendapatkan kesempatan membawa taksi listrik ini dipilih berdasarkan kinerja mereka yang baik.
"(Pemilihan sopirnya yang berkesempatan bawa taksi listrik) dipilih yang terbaik," kata sang sopir sambil tertawa.
Berdasarkan pengalamannya yang selama bertahun-tahun membawa taksi Blue Bird konvesional, menurutnya, membawa taksi listrik ini jauh lebih ringan dan mudah. Sebab, taksi ini menggunakan mesin matic. Tapi, diakuinya agak berat untuk bagian ban depan karena lebih besar dari taksi biasa.
ADVERTISEMENT
Sopir bilang, jarak tempuh maksimal taksi listrik ini 400 kilometer. Saat baterai tersisa 45 persen, taksi diminta kembali ke kantor untuk mengisi daya. Pengisiannya sendiri untuk 100 persen mencapai 1,5 jam hingga 2 jam.
"Maksimalnya 400 km. Habis itu isi lagi," ucap dia.
BYD e6 jadi armada taksi listrik Bluebird di Indonesia. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
Selain kabin lebih luas, suara mesin di taksi listrik ini lebih sunyi dibanding taksi biasa. Berkurangnya faktor kebisingan terjadi bisa jadi karena bahan bakarnya listrik, bukan BBM.
Lalu berapa ya kira-kira tarif taksi listrik Blue Bird?
Direktur Blue Bird Adrianto Djokosoetono menjelaskan, hingga saat ini tarif yang dipatok perusahaan untuk taksi listrik masih sama dengan taksi konvesional. Belum ditentukannya tarif baru ini karena perusahaan masih menghitung secara keekonomian.
ADVERTISEMENT
Sebab, mobil yang dibeli perusahaan tidak murah. Total biaya yang dibutuhkan untuk membeli 30 taksi listrik ini mencapai Rp 40 miliar. Begitupun dengan infrastruktur pengisian listriknya, apalagi stasiun pengisiannya juga masih terbatas. Sesuai aturan, yaitu buka pintu Rp 6.500 dan Rp 4.100 per kilometer.
"Tarifnya masih sama dengan Blue Bird lainnya," kata dia usai peluncuran taksi listrik di Kantor Pusat Blue Bird.
Bagaimana, tertarik naik taksi listrik Blue Bird?