Pengamat Properti Sesalkan Penjualan Hotel Melalui Online

9 Februari 2021 15:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kamar hotel mewah Foto: Unplash/iAlicante Mediterranean Homes
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kamar hotel mewah Foto: Unplash/iAlicante Mediterranean Homes
ADVERTISEMENT
Fenomena jual hotel-hotel terjual melalui marketplace menjadi sorotan pelaku usaha dan pengamat. Sebagai contoh, Hotel 'elite' Le Meridien di Jakarta dijual Rp 2,8 triliun pada Selasa (9/2).
ADVERTISEMENT
Senior Associate Director Capital Markets Colliers International Indonesia Aldi Garibaldi menyesali adanya fenomena tersebut. Menurutnya praktik seperti ini tidak beretika.
"Di luar etika, kalau misalnya kita dapat surat penunjukan kita musti sudah ditentuin jadi enggak sembarangan," katanya kepada kumparan, Selasa (9/2).
Menurutnya, agen-agen yang menjual hotel melalui platform daring sebagian besar hanya palsu. Artinya, tujuan utama bukan untuk menjual hotel melainkan hal lain.
"Praktik seperti ini karena online platform tujuannya macam-macam yang pasti bukan untuk jualan," tambahnya.
Iklan hotel dijual marak di platform e-commerce. Foto: Dok. Istimewa
Menurutnya, meski saat ini sektor perhotelan terdampak pandemi, namun setidaknya sudah terjadi tren kenaikan keterisian. Ia menyebut, salah satu hotel di Jakarta mulai terisi hingga 50 persen. Keterisian hotel ini seperti ada acara pernikahan, lalu pertemuan daring yang memanfaatkan koneksi hotel.
ADVERTISEMENT
Meski tidak kembali seperti semula, setidaknya perhotelan telah mengalami pemulihan.
"Hybrid meeting juga di hotel meeting karena pakai internet hotel lebih kenceng di beberapa kota yang memang tidak ballroom," imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta, Sutrisno Iwantono menjelaskan, pengusaha telah memiliki perhitungan masing-masing.
Namun, biasanya hotel-hotel yang memang memiliki masalah dengan arus kas atau cash flow akan menjual langsung. Selain masalah arus kas, beban hutang yang besar juga menyebabkan pengusaha menjual hotelnya. Terlebih jika tidak ada investor yang tertarik. “Sudah cari investor baru nggak ada (yang tertarik),” katanya kepada kumparan.
Lain cerita dengan hotel yang memang memiliki kondisi keuangan jauh lebih baik. Hal ini akan menjadi pertimbangan bagi investor.
ADVERTISEMENT
Apalagi di tengah pandemi seperti saat ini, hotel-hotel yang memiliki arus kas yang baik dinilai masih memiliki potensi untuk bangkit.
“Jadi memang masing masing hotel punya persoalan yang berbeda,” lanjutnya.