Pengamat Sebut Ajakan Tarik Dana dari Bank Himbara Menyesatkan Masyarakat

22 Februari 2025 11:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah Redjalam menjadi pembicara kumparan The Economic Insights 2025 di The Westin, Jakarta, Rabu (19/2/2025). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah Redjalam menjadi pembicara kumparan The Economic Insights 2025 di The Westin, Jakarta, Rabu (19/2/2025). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Ajakan untuk menarik dana dari bank-bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) memicu perhatian publik. Namun, para pengamat menilai langkah ini tidak beralasan dan justru dapat berdampak negatif pada stabilitas sektor keuangan.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menilai ajakan menarik dana dari bank Himbara tidak memiliki dasar yang kuat dan dapat menyesatkan masyarakat.
Ia mengingatkan, ajakan semacam ini justru berpotensi memicu ketidakstabilan dalam sistem keuangan, yang pada akhirnya dapat berdampak negatif pada perekonomian secara keseluruhan.
"Ketika perekonomian bergejolak, yang akan menderita adalah kelompok bawah. Hal ini harus dipahami," ujarnya.
Piter menekankan, bank-bank Himbara memiliki fundamental yang baik dan tidak ada alasan untuk khawatir terhadap keberadaan Danantara.
Apalagi adanya jaminan dari LPS, masyarakat seharusnya tetap merasa aman dan tidak terpengaruh oleh ajakan-ajakan yang tidak bertanggung jawab.
“Saya pribadi mengimbau masyarakat untuk tidak mempercayai ajakan menarik dana tersebut. Bank-bank Himbara memiliki kinerja yang baik dan keberadaan danantara justru untuk semakin memaksimalkan kinerja bank Himbara,” tegas Piter.
Kantor Kementerian BUMN. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Bank-bank Himbara, yang terdiri dari Bank Mandiri, BRI, dan BNI, tetap beroperasi sebagai bank komersial dengan regulasi ketat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), serta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Selain itu, mereka juga berada di bawah pengawasan Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan.
ADVERTISEMENT
Pengamat Perbankan Paul Sutaryono menegaskan pemerintah dan otoritas keuangan harus lebih aktif dalam sosialisasi agar publik memahami bahwa tidak ada perubahan signifikan terhadap operasional bank-bank ini.
Edukasi yang tepat dapat memberikan rasa aman kepada nasabah, terutama mereka yang belum memahami hubungan antara Danantara dan bank Himbara.
“Imbauan tarik dana itu menyiratkan bahwa pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN sebagai calon pengawas Danantara dan OJK sebagai pendekar utama sektor jasa keuangan wajib memberikan sosialisasi dan edukasi kepada publik lebih gencar lagi,” kata Paul.
Menurut Paul, bank merupakan bisnis berbasis kepercayaan. Oleh karena itu, menjaga kepercayaan publik adalah prioritas utama agar tidak terjadi kepanikan yang dapat mengganggu sistem keuangan.
Paul menyebut, bank-bank Himbara memiliki jaringan digital yang luas, yang seharusnya dimanfaatkan untuk memperkuat komunikasi dengan nasabah dan memastikan mereka tidak terpengaruh oleh informasi yang menyesatkan. Selain itu, simpanan di bank tetap dijamin oleh LPS, sehingga tidak ada alasan untuk meragukan keamanannya.
ADVERTISEMENT
“Simpanan di bank dijamin oleh LPS. Ringkas tutur, simpanan di bank aman. (Saya melihat masyarakat) tidak terpengaruh (ajakan itu),” ujarnya.

Kinerja Himbara Melesat

Bank-bank HIMBARA yang terdiri dari BRI, Mandiri, BNI, dan BTN telah mengumumkan kinerja keuangan tahun 2024 dan menunjukkan kinerja yang sangat solid. Hal tersebut tercermin dari capaian kinerja keuangan yang diantaranya adalah kemampuan mencetak laba, pertumbuhan Kredit yang sehat, serta peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Berdasarkan laporan kinerja keuangan konsolidasian tahun 2024, bank-bank HIMBARA berhasil mencatatkan laba positif. Di antaranya BRI yang berhasil mencatatkan laba sebesar Rp 60,64 triliun, Mandiri sebesar Rp 55,78 triliun, BNI sebesar Rp 21,5 triliun dan BTN mencetak laba sebesar Rp 3 triliun.
Ketua Umum HIMBARA yang juga Direktur Utama BRI, Sunarso, membeberkan, dari sisi kredit, bank-bank Himbara berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit positif di berbagai segmen, diantaranya BRI menyalurkan kredit sebesar Rp 1.354,64 triliun, tumbuh 6,97 persen YoY, dengan 81,97 persen disalurkan kepada segmen UMKM.
ADVERTISEMENT
Bank Mandiri mencatatkan total penyaluran kredit konsolidasi sebesar Rp 1.670,55 triliun atau meningkat 19,5 persen YoY, dengan segmen wholesale sebagai motor utama pertumbuhan. BNI membukukan pertumbuhan kredit 11,6 persen YoY menjadi Rp 775,87 triliun, seiring dengan pemulihan ekonomi nasional dan ekspansi kredit yang prudent.
BTN mencatatkan pertumbuhan kredit 7,3 persen YoY, dari Rp 333,69 triliun menjadi Rp 357,97 triliun, dengan mayoritas kredit berasal dari segmen KPR, baik subsidi maupun nonsubsidi.
Peningkatan kredit tersebut juga didukung oleh likuiditas yang memadai, dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang positif di seluruh bank Himbara. BRI berhasil menghimpun simpanan sebesar Rp 1.365,45 triliun, dengan CASA mencapai 67,30 persen atau Rp 918,98 triliun. Mandiri mencatatkan simpanan sebesar Rp 1.699 triliun, tumbuh 7,73 persen YoY, dengan CASA mendominasi 80,3 persen dari total DPK.
ADVERTISEMENT
BNI pun juga terus memperkuat basis pendanaannya, terutama dari segmen Tabungan ritel. Tercatat, tabungan BNI tumbuh sebesar 11 persen secara tahunan, dari Rp 232 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp 258 triliun pada tahun 2024. Demikian juga dengan BTN yang membukukan pertumbuhan DPK 9,1 persen YoY, dari Rp 349,93 triliun menjadi Rp 381,67 triliun, dengan rasio CASA sebesar 54,1 persen.
“Kinerja HIMBARA yang sangat solid tersebut menjadi bukti nyata bahwa sinergi dan tata kelola yang baik telah menjadi modal kuat bagi HIMBARA untuk menghadapi tantangan industri yang dinamis. Selain itu, fundamental bisnis yang kuat dari bank-bank yang tergabung dalam HIMBARA juga mampu menjaga stabilitas industri perbankan yang akan berdampak positif bagi perekonomian nasional," pungkas Sunarso.
ADVERTISEMENT