Pengangguran Tinggi, Gus Ipul Bahas Opsi Perluas Bansos untuk Korban PHK

30 September 2024 13:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul melambaikan tangan kenarah wartawan sebelum dilantik menjadi Menteri Sosial oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (11/9/2024). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul melambaikan tangan kenarah wartawan sebelum dilantik menjadi Menteri Sosial oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (11/9/2024). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyoroti lonjakan jumlah korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang semakin mengkhawatirkan. Dia menekankan pentingnya kerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dalam menghadapi persoalan ini.
ADVERTISEMENT
Saat ini Kemensos sedang mempersiapkan langkah-langkah strategis, termasuk memperluas cakupan bantuan sosial (bansos).
"Itu juga yang termasuk (kita bicarakan soal perluasan bansos untuk korban PHK). Kita perlu kerja sama dengan Kemnaker. Ada banyak pekerjaan yang harus dikerjakan dalam beberapa waktu ke depan," kata Gus Ipul di Istana Negara, Senin (30/9).
Sebelumnya, Kemnaker mencatat hampir 53 ribu tenaga kerja kena PHK di Indonesia sepanjang Januari hingga September 2024.
Secara rinci, Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial (PHI) dan Jaminan Sosial Kemnaker, Indah Anggoro Putri, menjelaskan ada sebanyak 52.993 tenaga kerja terdampak PHK sepanjang Januari hingga 26 September 2024.
“Total PHK per 26 September 2024 (sebanyak) 52.993 tenaga kerja,” tutur Indah kepada kumparan, Minggu (29/9).
ADVERTISEMENT
Dari data tersebut, Jawa Tengah (Jateng) menempati posisi pertama provinsi dengan kasus PHK terbanyak, lalu disusul Banten, dan terakhir DKI Jakarta.
“Tiga Provinsi PHK terbesar (meliputi) satu Jawa Tengah 14.767 (tenaga kerja), dua Banten 9.114 (tenaga kerja), ketiga DKI Jakarta (sebanyak) 7.469 (tenaga kerja),” terang Indah.
Selanjutnya dari sisi sektor, Indah menuturkan, industri pengolahan masih menjadi sektor dengan kasus PHK tertinggi tahun ini, yaitu sebanyak 24.013 tenaga kerja. Disusul oleh sektor aktivitas jasa lainnya sebanyak 12.853 tenaga kerja dan pertanian, kehutanan, perikanan sebanyak 3.997 tenaga kerja.