Pengelolaan Nikel & Timah Bisa Dipantau di SIMBARA Mulai Pekan Depan

20 Juli 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Tambang Nikel Indonesia Foto: Masmikha/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tambang Nikel Indonesia Foto: Masmikha/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nikel dan timah akan terintegrasi dengan platform Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (SIMBARA).
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Sabtu (20/7), peluncuran integrasi nikel dan timah ke dalam SIMBARA ini akan dilakukan pada Senin pekan depan. Adapun tujuan pengintegrasian nikel dan timah ke dalam SIMBARA adalah untuk meningkatkan pendapatan negara dan meningkatkan tata kelola pertambangan.
Indonesia sebagai produsen nikel terbesar di dunia dan salah satu penghasil timah terbesar di dunia memang tengah dalam agenda hilirisasi sumber daya alam. Sehingga, dengan terintegrasinya nikel dan timah dengan SIMBARA, pemerintah dapat melacak kedua bahan tambang tersebut dari tambang hingga ke pabrik peleburan dalam negeri.
"Perusahaan peleburan harus mendaftarkan tempat mereka membeli nikel dan lokasi tambangnya," kata Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto, dikutip dari Reuters, Sabtu (20/7).
ADVERTISEMENT
Pabrik peleburan tidak akan diizinkan membongkar kiriman bijih dari tambang yang belum membayar royalti. Menurut Seto, SIMBARA tersebut berhasil meningkatkan pendapatan pemerintah di sektor batu bara, sehingga hal ini diharapkan terjadi pada nikel dan timah. Sistem SIMBARA juga akan dihubungkan dengan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB).
“Sistem ini memungkinkan para penambang untuk melacak berapa banyak kuota produksi yang tersisa bagi seorang penambang untuk periode tersebut dan untuk memberi tahu pihak berwenang jika terjadi perbedaan dalam data produksi dan penjualan,” imbuh Seto.
Setelah nikel dan timah, sistem ini direncanakan akan diintegrasikan dengan barang mineral lain, seperti bauksit dan tembaga. Informasi ini didapatkan Reuters dari seorang pejabat senior.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan ingin sistem platform Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (SIMBARA) yang belum lama diluncurkan Kementerian ESDM untuk segera diintegrasikan ke sektor lain seperti nikel dan timah.
ADVERTISEMENT
Sistem tersebut saat ini baru tata kelola di sektor mineral dan batubara. Keinginan Luhut ini dilatarbelakangi oleh adanya kasus korupsi tata niaga komoditas timah yang ramai diperbincangkan.
Luhut menjelaskan, jika data terkait timah dan barang tambang lainnya sudah diintegrasikan ke dalam SIMBARA, maka seluruh proses tata kelolanya akan bisa diawasi secara realtime oleh lintas Kementerian/Lembaga.
Adapun proses tata kelola yang dimaksud yaitu mulai single identity dari wajib pajak dan wajib bayar, proses perizinan tambang, rencana penjualan, verifikasi penjualan, pembayaran PNBP, serta ekspor dan pengangkutan atau pengapalan, dan devisa hasil ekspor.