Pengembang Terbesar China, Evergrande, Ajukan Kepailitan di Pengadilan AS

18 Agustus 2023 13:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
China Evergrande Center di Hong Kong, China. Foto: Bobby Yip/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
China Evergrande Center di Hong Kong, China. Foto: Bobby Yip/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu pengembang properti terbesar china, Grup Evergrande, telah mengajukan perlindungan kebangkrutan di pengadilan Amerika Serikat (AS), Kamis (17/8) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Jumat (18/8), dalam pengajuannya ke pengadilan kebangkrutan AS ini perusahaan merujuk proses restrukturisasi utang di Hong kong, Kepulauan Cayman, dan Kepulauan Virgin Britania Raya.
Grup Evergrande ini adalah pengembang properti China yang paling banyak berutang di dunia dan gagal bayar pada 2021. Kemudian mengumumkan restrukturisasi luar negeri pada Maret 2023.
Perdagangan sama Evergrande juga sudah ditangguhkan sejak Maret 2022.
Adapun perlindungan kebangkrutan yang diajukan Evergrande termasuk dalam Bab 15, yang memungkinkan pengadilan AS ikut campur tangan dalam kasus kepailitan lintas batas yang melibatkan perusahaan asing dan sedang menjalani restrukturisasi dari kreditur.
Hal ini bertujuan untuk melindungi aset debitur dan memfasilitasi penyelamatan bisnis yang mengalami kesulitan keuangan.
China Evergrande Center di Hong Kong, China. Foto: Bobby Yip/REUTERS
Di mana per Juli 2023, Evergrande membukukan kerugian gabungan sebesar USD 81 miliar selama dua tahun terakhir, setelah berjuang untuk menyelesaikan proyek dan membayar kembali pemasok dan pemberi pinjaman.
ADVERTISEMENT
Di mana, kerugian bersih untuk 2021 dan 2022 masing-masing adalah 476 miliar yuan (USD 66,36 miliar) dan 105,9 miliar yuan (USD 14,76 miliar). Kerugian ini sebagai akibat dari penurunan nilai properti, pengembalian tanah, kerugian aset keuangan dan biaya pembiayaan, kata perusahaan itu.

Sektor Properti China Anjlok

Pengajuan Evergrande ini terjadi di tengah kekhawatiran efek domino terhadap perekonomian China. Baru-baru ini pengembang lain, Country Garden, juga sedang berjuang dalam melakukan pembayaran kupon obligasi AS.
Country Garden telah menangguhkan perdagangan setidaknya 10 obligasi. Padahal, sektor properti menyumbang 30 persen dari produk domestik bruto (PDB) China.
Atas hal ini bursa Asia kompak melemah, berikut pergerakannya:
ADVERTISEMENT