Pengguna Kredivo Hampir 10 Juta, Naik 20 Kali Lipat dalam 5 Tahun Terakhir

26 Mei 2024 10:34 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aplikasi Kredivo Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi Kredivo Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Penyedia layanan pinjaman bayar nanti (paylater) atau Buy Now Pay Later (BNPL), PT Kredivo Finance Indonesia (Kredivo) mencatatkan kinerja yang positif dalam 5 tahun terakhir. Hal ini tercermin dari jumlah penggunanya telah hampir menembus 10 juta, atau tumbuh 20 kali lipat dalam waktu 5 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
SVP, Marketing & Communications Kredivo, Indina Andamari mengatakan, pertumbuhan ini didorong tingginya kebutuhan masyarakat akan akses kredit seperti paylater sebagai alat pembayaran yang tidak hanya untuk keperluan mendesak, namun juga untuk pemenuhan berbagai kebutuhan sehari-hari.
"Jumlah dan nilai transaksi Kredivo juga meningkat masing-masing hingga 58,59 persen (CAGR) dan 78.42 persen (CAGR) dalam 5 tahun terakhir," kata Indina kepada Kumparan, dikutip Minggu (26/5).
Berdasarkan hasil riset Kredivo, sebanyak 56,8 persen pengguna Paylater memanfaatkan layanan ini untuk membayar kebutuhan bulanan dengan cicilan kurang dari satu tahun, sementara 52,1 persen menggunakannya untuk keperluan mendesak.
Lebih lanjut, penggunaan Paylater kini juga telah meluas ke merchant offline. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah transaksi di merchant offline Kredivo pada tahun 2023, yakni tumbuh hingga 2 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan peningkatan penggunaan Paylater, Indina menegaskan bahwa Kredivo berkomitmen untuk terus menerapkan prinsip responsible lending, yaitu selektif dalam menyalurkan kredit kepada pengguna serta memberikan limit kredit secara proporsional sesuai dengan kemampuan membayar pengguna.
"Kredivo juga secara konsisten menerapkan matriks manajemen risiko melalui AI-enabled real-time decisioning yang mampu menganalisis skor kredit, melakukan verifikasi data, hingga memprediksi potensi gagal bayar oleh calon pengguna dengan lebih akurat dan cepat," kata Indina.