Pengguna Livin' PayLater Tembus 160 Ribu pada 2024, Pencairan Naik 2 Kali Lipat

Ilustrasi livin' by Mandiri. Foto: Dok. Mandiri

Layanan Buy Now Pay Later (BNPL) milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Livin' PayLater, mengalami kenaikan signifikan dari jumlah pengguna, yang telah mencapai 160 ribu pengguna di akhir 2024, dan juga realisasi pencairan dana.

Livin' PayLater resmi diluncurkan pada Desember 2023. Fitur tersebut tersedia di aplikasi Livin' by Mandiri dan bisa digunakan di merchant QRIS dan mitra Bank Mandiri. Nasabah bisa mendapatkan limit sampai dengan Rp 20 juta.

Direktur Information Technology (IT) Bank Mandiri, Timothy Utama, mengatakan kinerja Livin PayLater sampai dengan 2024 terus menunjukkan pertumbuhan yang sangat positif.

"Hal ini ditandai dari jumlah pengguna yang sudah mencapai lebih dari 160 ribu atau pertumbuhan 23 persen dibandingkan kuartal sebelumnya," ungkapnya saat konferensi pers, Rabu (5/2).

Selain itu, Timothy menyebutkan pencairan pembiayaan di Livin' Paylater selama semester II 2024 juga meningkat hingga 2 kali lipat jika dibandingkan semester I 2024.

"Pencairan Livin' PayLater terus meningkat di mana saat ini pencairan di semester II tahun 2024 telah tumbuh lebih dari 2 kali lipat dibandingkan dengan nilai pencarian pada semester I 2024," ujarnya.

Konferensi Pers Virtual Paparan Kinerja Kuartal IV 2024 Bank Mandiri, Rabu (5/2/2025). Foto: Dok. Bank Mandiri

Timothy memastikan, dengan adanya pertumbuhan tersebut, Bank Mandiri akan terus memperhatikan kualitas kredit dengan mempertahankan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) produk Livin' PayLater yang masih jauh di bawah NPL industri.

Kualitas kredit Bank Mandiri tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) tetap terkendali di level 0,97 persen pada akhir 2024, turun 5 basis poin (bps) dari periode tahun sebelumnya.

Bank Mandiri juga mencatat hingga akhir tahun 2024, jumlah pengguna Livin’ by Mandiri telah menembus 29,3 juta dengan frekuensi transaksi mencapai 3,9 miliar transaksi atau tumbuh 38 persen secara tahunan.