Pengiriman Minyak Mentah Rusia Merosot Akibat Sanksi AS
5 November 2025 11:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
Pengiriman Minyak Mentah Rusia Merosot Akibat Sanksi AS
Pengiriman minyak mentah Rusia turun karena sanksi AS.kumparanBISNIS

ADVERTISEMENT
Pengiriman minyak mentah Rusia melalui laut turun tajam sampai ke level terendah sejak Januari 2024. Penurunan ini terjadi setelah Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap dua raksasa energi Rusia, Rosneft PJSC dan Lukoil PJSC. Akibatnya, sejumlah pembeli utama kini enggan membeli minyak dari Moskow.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Bloomberg, rata-rata volume pengiriman empat minggu terakhir dari pelabuhan Rusia turun menjadi 3,58 juta barel per hari hingga 2 November. Angka itu merosot sekitar 190.000 barel dibanding periode sebelumnya yang berakhir 26 Oktober.
Penurunan ekspor ini ikut menekan pendapatan minyak Rusia, yang kini berada di titik terendah sejak Agustus. Sejumlah kilang di China, India, dan Turki menghentikan pembelian kargo yang terkena sanksi dan mulai mencari pasokan alternatif.
Eksportir Rusia terus memuat minyak mentah ke kapal tanker, tetapi kilang minyak kurang bersedia untuk menyimpan kargo tersebut. Hal ini menyebabkan jumlah minyak mentah Rusia di laut melonjak hingga lebih dari 380 juta barel, meningkat 27 juta barel, atau 8 persen sejak awal September.
ADVERTISEMENT
India, China, dan Turki menyumbang lebih dari 95 persen ekspor minyak mentah Rusia lewat laut. Karena itu, penurunan pembelian dari ketiga negara tersebut sulit digantikan. Moskow diperkirakan akan terus memuat minyak ke kapal tanker meski hanya berakhir sebagai persediaan terapung. Kondisi ini menjadikan volume minyak yang disimpan di laut sebagai indikator penting untuk mengukur dampak sanksi terbaru.
Para CEO perusahaan minyak besar Eropa memperingatkan bahwa larangan bertransaksi dengan eksportir minyak utama Rusia bisa memengaruhi pasokan global dan mengurangi potensi kelebihan pasokan pada tahun depan.
Beberapa kilang besar di India, yang biasanya membeli hampir 1 juta barel per hari menunda pembelian hingga situasi lebih jelas. Langkah ini diperkirakan akan menunda pengiriman untuk Desember dan Januari. Kilang milik negara di India kini mempertimbangkan untuk beralih ke pemasok kecil, alih-alih raksasa energi Rusia yang terkena sanksi.
ADVERTISEMENT
Perusahaan penyulingan minyak China juga mengambil langkah serupa. Perusahaan pengolahan minyak milik negara, Sinopec dan PetroChina Co., telah membatalkan beberapa kargo Rusia menyusul sanksi AS. Menurut Rystad Energy, kehati-hatian pembeli bisa memengaruhi hingga 45 persen impor minyak laut China dari Rusia, atau sekitar 400.000 barel per hari.
Langkah ini dapat berdampak pada jenis minyak utama Rusia, ESPO, yang dikirim dari pelabuhan Pasifik Kozmino, yang hanya berjarak beberapa hari berlayar dari kilang-kilang minyak di China utara.
Sementara, pabrik penyulingan di Turki, pembeli minyak mentah Rusia terbesar ketiga, juga telah mulai mengurangi pembelian dan mencari pasokan alternatif dari pemasok jarak pendek lainnya termasuk Irak, Libya, Arab Saudi, dan Kazakhstan.
Meskipun begitu, CEO Gunvor Group, Torbjörn Törnqvist, menyebut gangguan ini hanya sementara. "Nantinya, Anda akan melihat bahwa semakin banyak minyak Rusia yang terganggu, dengan satu atau lain cara, akan masuk ke pasar. Entah bagaimana caranya, hal itu akan selalu terjadi," ujar Torbjörn Törnqvist.
ADVERTISEMENT
***
Reporter: Nur Pangesti
