Penguatan IHSG Diprediksi Berlanjut Usai Trump Tunda Tarif Impor

11 April 2025 6:58 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025).  Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi lanjutkan penguatan pada perdagangan Jumat (11/4). Pada perdagangan Kamis (10/4), IHSG ditutup naik 4,79 persen atau 286,036 poin ke 6.254,024.
ADVERTISEMENT
Tim Analis MNC Sekuritas mengatakan IHSG menguat 4,79 persen kemarin disertai dengan munculnya volume pembelian, pergerakan IHSG pun mampu menembus area resistance terdekatnya.
"Pada skenario merah, diperkirakan IHSG sedang berada di awal wave B, sehingga IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatannya dengan target terdekat berada di 6,376-6,510," kata Tim Analis MNC Sekuritas, Jumat (11/4).
Namun, pada skenario hitam (worst case) diperkirakan IHSG sedang berada pada bagian dari wave (iii) dari wave [v] sehingga masih terdapat potensi koreksi dan IHSG akan mengarah ke 5,633-5,770.
MNC Sekuritas merekomendasikan saham yang bisa dilirik hari ini yakni AKRA, BBCA, BREN, dan CPIN.
Sementara itu, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG menutup sebagian gap down yang terbentuk akibat sell-off di 8 April 2025 melalui rebound sebesar 4.79 persen ke level 6254 di Kamis.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, menurut dia, rebound tersebut sayangnya bahkan belum mampu menutup target gap pertama di 6270. Kondisi ini mengindikasikan masih adanya keraguan atau kurangnya kepercayaan diri pelaku pasar.
"Hal di atas didasari oleh kecenderungan arah kebijakan Presiden AS Donald Trump yang sangat dinamis ditambah dengan belum adanya hasil konkret antara negosiasi Pemerintah Indonesia dengan AS," jelas Valdy.
Pelaku pasar, kata dia, juga mengkhawatirkan kondisi intensitas perang dagang antara AS dengan China kali ini yang dinilai lebih signifikan dibanding perang dagang 1.0 yang lalu.
Sampai saat ini, China belum membuka peluang negosiasi. Hal ini dinilai meningkatkan risiko bagi indonesia, baik di sisi penurunan nilai ekspor ke China, maupun potensi semakin membanjirnya produk China di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Pelaku pasar juga mencermati eksekusi dari sejumlah rencana kebijakan terbaru yang berkaitan dengan upaya untuk memperbesar nilai impor produk AS," kata Valdy.
Valdy merekomendasikan beberapa saham hari ini yaitu meliputi TLKM, UNVR, SCMA, JPFA dan KLBF.
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.