Pengusaha China Lirik Sektor Pangan RI, Buka Peluang Kolaborasi

9 Oktober 2024 10:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lembaga Kerja Sama Ekonomi Sosial Budaya Indonesia-Tiongkok (LIT). Foto: LIT
zoom-in-whitePerbesar
Lembaga Kerja Sama Ekonomi Sosial Budaya Indonesia-Tiongkok (LIT). Foto: LIT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kerja sama dan kolaborasi antara pengusaha Indonesia dan China dinilai semakin era. Lembaga Kerja Sama Ekonomi Sosial Budaya Indonesia-Tiongkok (LIT) menyebut, Indonesia memiliki peluang, utamanya di sektor pangan hingga makanan dan minuman,.
ADVERTISEMENT
Chairman LIT, Sudrajat, mengatakan pihaknya akan menyelenggarakan acara business matching dengan para pengusaha China bertajuk Chinese Enterprises Go Oversea In Depth Tour In to Indonesia. Acara akan berlangsung di Hotel Mulia, Jakarta, pada 11-15 November 2024.
Sudrajat menilai, acara tersebut sebagai peluang besar bagi kedua negara untuk saling berbagi potensi dan inovasi di sektor pangan. Acara ini membuka kesempatan luas bagi pelaku usaha China untuk menggali potensi lokal Indonesia serta mengembangkan kolaborasi yang menguntungkan.
“Kami percaya, sinergi antara pengusaha Indonesia dan Tiongkok akan memperkuat rantai pasok dan mendorong inovasi baru di industri pangan,” ujar Sudrajat dalam keterangan tertulis, Rabu (9/10).
Indonesia saat ini mencatat pertumbuhan signifikan di sektor industri makanan dan minuman, dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 5,53 persen pada kuartal II 2024. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan PDB nasional yang tercatat sebesar 5,05 persen serta industri non-migas sebesar 4,63 persen.
Chairman LIT, Sudrajat. Foto: LIT
Selain itu, industri makanan dan minuman memberikan kontribusi sebesar 40,33 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas, menjadikannya subsektor dengan kontribusi terbesar.
ADVERTISEMENT
Sudrajat juga menekankan, pentingnya business matching ini dalam mempertemukan para pelaku industri pangan dengan produsen bahan baku, yang diharapkan dapat menghasilkan berbagai inovasi baru.
Business matching ini menjadi platform bagi pelaku industri untuk menemukan pemasok bahan baku potensial, membuka ide-ide baru, dan menemukan solusi yang bisa mendorong pengembangan industri pangan ke depan,” tambahnya.
Acara ini juga diharapkan dapat memperluas jaringan bisnis, baik bagi pengusaha Indonesia maupun China. Lebih dari sekadar platform kolaborasi, business matching ini diharapkan mampu membantu pengusaha dari kedua negara mengembangkan proyek serta meningkatkan peluang bisnis mereka ke tingkat yang lebih tinggi di pasar masing-masing.
“Ini adalah kesempatan strategis bagi kedua negara untuk memperkuat hubungan ekonomi dan bersama-sama menciptakan solusi bagi pengembangan industri pangan di masa depan,” tutup Sudrajat.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Chinese Enterprise Go-overseas, in-depth tour into Indonesia, Zhu Changliang, mengatakan dalam era globalisasi yang terus berkembang dan penerapan Belt and Road Initiative, kerja sama ekonomi dan perdagangan antara China dan negara-negara di seluruh dunia semakin erat, menciptakan peluang tak terbatas bagi berbagai industri. Misalnya di sektor pangan.
“Ukuran pasar kuliner China di luar negeri diperkirakan akan melebihi USD 400 miliar pada 2026, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 10 persen,” ujarnya.
Zhu mengatakan, sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki lebih dari 270 juta penduduk. Permintaan pasar yang besar ini menciptakan peluang besar bagi perkembangan industri pangan China di Indonesia.
Menuurut dia, Pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk mendorong perkembangan industri pangan dengan menerapkan berbagai kebijakan menguntungkan, seperti insentif pajak dan hibah tanah untuk investasi asing. “Langkah-langkah ini memberikan dukungan kuat bagi usaha pangan China untuk berkembang di Indonesia,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Zhu juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia dan instansi terkait atas dukungan mereka terhadap acara ini. Ia berharap, inisiatif ini dapat memperdalam pemahaman antara masyarakat China dan Indonesia serta mendorong perkembangan positif hubungan bilateral.
“Saya yakin dengan bantuan pemerintah Indonesia, inisiatif ini akan mencapai kesuksesan besar dan membuka jalan bagi kolaborasi yang lebih erat antara China dan Indonesia dalam industri makanan,” katanya.
Acara business matching merupakan kerja sama dengan Kamar Dagang China melalui Chamber of Commerce of I/E Foodstuffs, Native Product, and Animal By-products (CFNA) serta PT. China Indonesia Food Ingredient Industry Communication Service Center (PT CISC).
Selama lima hari, lebih dari 100 perusahaan dagang dan industri dari China akan bertemu dengan sekitar 150 perusahaan lokal Indonesia. Acara ini diharapkan menjadi ajang penting untuk membangun kemitraan strategis, terutama di bidang produk pangan dan bahan pangan.
ADVERTISEMENT