news-card-video
30 Ramadhan 1446 HMinggu, 30 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Pengusaha Harap BRICS Jadi Jalan Indonesia Rebut Pasar Sawit Dunia

13 Maret 2025 11:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin), Rapolo Hutabarat dalam Media Briefing di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (12/3). Foto: Widya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin), Rapolo Hutabarat dalam Media Briefing di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (12/3). Foto: Widya/kumparan
ADVERTISEMENT
Pengusaha berharap Indonesia sebagai produsen Crude Palm Oil (CPO) yang besar di dunia bisa merebut pasar sawit melalui BRICS. Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin), Rapolo Hutabarat, melihat keanggotaan Indonesia di BRICS sebagai peluang bagi Indonesia untuk menduniakan komoditas sawit lokal.
ADVERTISEMENT
“Masih banyak sebenarnya upaya yang bisa kita kerja samakan terutama di dalam negeri, bahu-membahulah kita bagaimana merebut pasar dunia untuk sawit ini melalui BRICS,” kata Rapolo dalam Media Briefing di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (12/3).
Menurut dia, dari 10 negara anggota BRICS tidak ada yang mengenakan hambatan dagang terhadap produk sawit. Sehingga, dia melihat kerja sama BRICS ini bisa menjadi salah satu alat menarik investor untuk menggelontorkan penanaman modal asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) dari anggota-anggota BRICS.
“Kemudian menjadi pasar utama dari seluruh produk sawit Indonesia karena belum ada yang menerapkan hambatan dagang," imbuhnya.
Terlebih potensi pasar ini cukup cuan dengan pendapatan rata-rata negara anggota BRICS yang mencapai USD 11.200 per tahun.
ADVERTISEMENT
Potensi ini juga bisa dilihat dari besarnya populasi negara anggota BRICS, termasuk Indonesia capai 3,8 miliar jiwa atau 44 persen dari total populasi dunia sebesar 8,1 miliar jiwa.
“Kita harapkan dengan kerja sama itu tidak ada lagi pengenaan-pengenaan hambatan dagang, non-barrier maupun barrier trade,” tutupnya.