Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Pengusaha Hotel hingga Mal Ngeluh Biaya Tes PCR: Terlalu Mahal!
14 Agustus 2021 14:47 WIB
·
waktu baca 1 menitADVERTISEMENT
Pelaku usaha di sektor perhotelan dan pusat perbelanjaan mengeluhkan soal biaya tes Polymerase Chain Reaction (PCR ) COVID-19 yang mahal. Pemerintah Indonesia mematok batas maksimal biaya tes PCR Rp 900 ribu.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI ), Maulana Yusran, mengatakan biaya menjadi hambatan saat melakukan tracing. Bahkan, di daerah-daerah biaya tes PCR bisa mencapai lebih dari Rp 1 juta.
"Karena kalau setiap hari tracing biaya cukup besar. Bayangkan tes PCR minimal Rp 800- Rp 900 an, kalau kita kalikan jumlah karyawan bukan jumlah sedikit. Selalu kita sampaikan biaya testing itu cukup mahal," katanya kepada kumparan, Sabtu (14/8).
Apalagi di tengah maraknya virus varian delta yang harus di-tracing menggunakan PCR kepada karyawan hotel atau restoran. Maka ia berharap supaya pemerintah menekan biaya tarif tes yang mendeteksi virus melalui DNA.
"Jadi selayaknya pemerintah memikirkan harga PCR tes," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, aktivitas melakukan tracing sudah menjadi protokol kesehatan bagi lingkungan pusat perbelanjaan.
ADVERTISEMENT
Sebab, pusat perbelanjaan seperti mal merupakan sektor yang memang membutuhkan banyak pekerja, seperti perhotelan. Namun, karena biaya tes PCR yang mahal membuat beban keuangan pelaku usaha makin berat di tengah sepinya pengunjung akibat pembatasan aktivitas.
"Biaya tes Antigen dapat ditekan semurah mungkin maka akan sangat membantu untuk sedikit meringankan beban berat keuangan Pusat Perbelanjaan yang sudah lebih dari satu setengah tahun dalam keadaan terpuruk," tuturnya.