Pengusaha Mal Khawatir Omzet Pendapatan Turun Imbas Ibu Kota Pindah ke IKN

17 Juli 2024 18:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi food court di mal. Foto: Thiti Sukapan/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi food court di mal. Foto: Thiti Sukapan/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah mengkhawatirkan sepinya Jakarta, termasuk lantaran pemindahan pemerintahan ke Ibu Kota Negara (IKN). Menurut dia hal ini akan membuat pendapatan Hippindo menurun karena 40 persen pendapatan berasal dari DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
“Memang Hippindo mempunyai kepentingan besar di DKI Jakarta, 40 persen omzet Hippindo itu di Jakarta, jadi kami ini jika jakarta sepi bahaya juga,” kata Budiharjo di Kantor Balaikota DKI Jakarta, Rabu (17/7).
Budiharjo menuturkan, sebanyak 800 anggota Hippindo memiliki kantor pusat di Jakarta. Sehingga Jakarta sangat berpengaruh pada pendapatan anggota Hippindo.
Terlebih menurut dia, sebagai asosiasi pengusaha penyewa pusat perbelanjaan, porsi berjualan online hanya sebesar 20 persen. Dengan demikian, pihaknya bersama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bercita-cita untuk menjadikan Jakarta sebagai kota global atau global city.
Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah di Kantor Balaikota DKI Jakarta, Rabu (17/7). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Hal ini akan dicapai dengan menggelar acara-acara seperti pameran agar dapat menggaet banyak wisatawan datang ke Jakarta, baik wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara.
“Makanya kami mendukung dan terlibat aktif untuk membuat semua mal akan ramai dengan cara yang mungkin salah satu caranya mendatangkan pameran, memuat pameran terutama yang pro lokal,” tambah Budiharjo.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pameran-pameran ini juga akan memudahkan pelaku usaha di Tanah Air dalam mendapatkan bahan baku/bahan baku penolong, sehingga akan meminimalisasi importasi.
“Artinya Hippindo punya peran untuk memastikan produk-produk itu ada, karena kalau stok nggak ada kita nggak bisa jalan dan trafiknya ada, kami setuju dengan konsep internasional investment,” jelas Budiharjo.