Pengusaha Mal Kritik Pembatasan: Jam Buka Dikurangi, Kasus COVID-19 Tetap Tinggi

24 Januari 2021 19:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas keamanan mengenakan masker dan berpelindung wajah saat bertugas di Mal Central Park, Jakarta, Rabu (3/6/2020). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Petugas keamanan mengenakan masker dan berpelindung wajah saat bertugas di Mal Central Park, Jakarta, Rabu (3/6/2020). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Para pelaku usaha di pusat perbelanjaan dan restoran meminta agar pemerintah tak memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Sebab, pembatasan ketat itu dirasa sangat memberatkan mal dan restoran.
ADVERTISEMENT
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta, Ellen Hidayat, mengatakan bahwa penolakan sudah disampaikan pihaknya dengan cara berkirim surat kepada pemerintah.
Namun, pemerintah memutuskan tetap memperpanjang penerapan aturan tersebut hingga 8 Februari 2021. Dengan memberikan sedikit relaksasi, yakni menambah jam operasional mal dari hanya sampai pukul 19.00 WIB, menjadi hingga jam 20.00 WIB.
"Dari beberapa asosiasi terkait seperti Apindo, APPBI, Hippindo, PHRI, sudah berkirim surat ke pemerintah. Namun PPKM jilid 2 tetap dijalankan, dengan penambahan jam buka 1 jam," ujar Ellen kepada kumparan, Minggu (24/1).
Seorang calon pembeli menunggu makanan pesanannya di mall Senayan City, Jakarta, Senin (14/9). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
Menurutnya, pengusaha mal dirugikan dua kali atas berlakunya aturan tersebut. Sudah menderita kerugian ekonomi yang tidak sedikit, pengorbanan mereka itu justru tak membuat kasus corona menurun.
ADVERTISEMENT
Ellen menegaskan, sejak awal restoran dan mal memang bukan merupakan klaster COVID-19. Sehingga aturan pembatasan yang justru lebih banyak dampaknya terhadap mereka itu, dinilai kurang tepat sasaran.
Petugas kebersihan membersihkan meja di mall Senayan City, Jakarta. Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
"Selama ini memang tampak jam buka mal dan kapasitas resto dine-in selalu dikaitkan dengan naiknya angka pandemi COVID-19. Sudah berulang disampaikan bahwa dengan prokes yang ketat di mal, maka mal bukan klaster COVID-19," tegasnya.
"Sudah kita lalui PPKM ke-1 dengan pengetatan yang dikenakan kepada mal, tetapi ternyata angka COVID-19 tetap naik. Yang terjadi memang ekonomi bergerak turun lagi," ujar Ellen.