Pengusaha Minta Presiden Terpilih Tak Ubah Kebijakan secara Drastis

21 Desember 2023 13:46 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Kebijakan Publik Apindo, Sutrisno Iwantono, di Gedung Permata Kuningan, Jakarta, Kamis (21/12/2023). Foto:  Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Kebijakan Publik Apindo, Sutrisno Iwantono, di Gedung Permata Kuningan, Jakarta, Kamis (21/12/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) harap-harap cemas terhadap hasil Pemilu 2024 mendatang, di mana presiden dan wakil presiden yang terpilih tidak akan mengubah kebijakan yang sudah ada secara drastis.
ADVERTISEMENT
Ketua Kebijakan Publik Apindo, Sutrisno Iwantono, menyebutkan meskipun Apindo tidak memiliki preferensi terhadap pasangan calon (paslon) tertentu, pihaknya meminta agar siapa pun yang terpilih tidak melakukan perubahan yang terlalu drastis.
"Kita mohon bahwa siapa pun presidennya, jadi Apindo tak punya preferensi tertentu, tapi jangan membuat kebijakan yang berubah secara drastis," tegasnya saat konferensi pers Outlook Ekonomi dan Bisnis 2024, Kamis (21/12).
Iwantono melanjutkan, perubahan yang drastis dapat menyebabkan ketidakpastian hukum dan sulit bagi pengusaha untuk kembali beradaptasi. Dengan begitu, dia meminta perubahan dilakukan secara bertahap.
"Jadi kalau bisa terhadap perubahannya dilakukan secara bertahap, jangan tiba-tiba berubah secara drastis, itu saya kira hal yang penting," lanjutnya.
Konferensi pers Outlook Ekonomi Apindo 2024, Kamis (21/12/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Sementara itu, Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani menilai Pemilu dapat menjadi daya dongkrak konsumsi dan pertumbuhan ekonomi di
ADVERTISEMENT
2024. Namun dengan syarat penyelenggaraannya perlu dijaga untuk memastikan stabilitas politik dan ekonomi.
"Penyelenggaraan Pemilu juga bisa ada potensi hal-hal negatif, seperti sengketa hasil pemilu, proses yang rusuh. Dari segi positif memang konsumsi itu sumbangannya bisa 0,3 persen terhadap PDB, ini juga bisa membawa multiplier effect di sisi lain tadi ketidakpastian hasil dan lainnya ini perlu kita hindari," tuturnya.
Selain itu, lanjut dia, proses peralihan kepemimpinan nasional ini juga berimbas kepada investasi asing belum dapat diharapkan menjadi pendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi. Sebab, investor cenderung wait and see untuk melakukan keputusan investasi di tahun politik.
Calon presiden Anies Baswedan (tengah), Ganjar Pranowo (kanan) dan Prabowo Subianto (kiri) bergandengan tangan usai melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/10/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
"Kemudian, transisi kepemimpinan yang damai, kita juga mau Pemilu yang jujur dan adil, dan sesuai koridor hukum," sambung Shinta.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, Shinta menyebutkan pelaku usaha memiliki harapan yang besar terhadap kesuksesan penyelenggaraan Pemilu. Dia pun berharap, pemimpin yang terpilih bersifat transformasional dan menjaga iklim dunia usaha.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan tim ekonomi maupun masing-masing calon dan melalui roadmap ini sudah kita persiapkan untuk kita sampaikan kepada mereka untuk memberikan gambaran mengenai masukan-masukan dari pelaku usaha," ungkapnya.