Pengusaha Properti Ingatkan Prabowo soal Risiko Bangun 3 Juta Rumah

20 Desember 2024 13:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra), Ari Tri Priyono usai acara Rapat Kerja Nasional Himperra, di Kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (19/12/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra), Ari Tri Priyono usai acara Rapat Kerja Nasional Himperra, di Kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (19/12/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
Pengembang perumahan mengingatkan pemerintahan Prabowo Subianto soal program 3 juta rumah yang mulai dibangun tahun ini. Ketua Umum Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra), Ari Tri Priyono, mengatakan untuk mencapai target pembangunan 3 juta rumah per tahun, pengembang harus mengalikan kinerja berkali-kali lipat.
ADVERTISEMENT
Selama ini, kata Ari, jumlah rumah yang dibangun pengembang saat ini 500 ribu hingga 600 ribu unit per tahun. Hal itu disampaikan usai acara Rapat Kerja Nasional Himperra, di Kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (19/12) malam.
“Itu berarti kita harus mengalikan, kalau dari capaian pengembang ya, 500.000 sampai 600.000 (unit rumah), anggaplah 500.000 (unit rumah), berarti dikali-kali-kali, mengalikan," kata Ari.
Ari melihat selama ini ada ketidakselasaran antara pasokan dan permintaan penjualan rumah. Karena itu, demi mencapai target 3 juta rumah, pengusaha properti membutuhkan dorongan dari pemerintah.
Presiden Prabowo Subianto memberi hormat sebelum melakukan kunjungan ke luar negeri di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusama, Jakarta, Selasa (17/12/2024). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
Menurut dia, tidak mungkin program andalan Prabowo ini bisa diwujudkan dengan mengandalkan kredit murah atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Peminat program FLPP ini tidak akan mencapai lima kali lipat dari yang ada saat ini.
ADVERTISEMENT
“Yang susah untuk dikira itu adalah matching ya, antara demand sama supply, ya, kita semua berusaha, maka kalau usulan Himperra pada Pak Menteri Ara, tolong juga di-backup tentang programnya,” terangnya.
Selain itu, menurut dia, ada masyarakat di tingkat ekonomi yang tidak bisa menjangkau kredit FLPP, yaitu desil 1 dan 2. Sementara, target pemerintah dalam program 3 juta rumah ini adalah menyediakan hunian bagi seluruh masyarakat yang belum memiliki rumah, terutama Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
“Dan ini ada pasarnya kan itu FLPP itu hanya desil 3 kalau nggak salah, sampai hampir 8 ya. Yang pada tidak punya rumah sebelumnya, dan sebagainya. Tapi kalau yang diinginkan pemerintah itu, bukan hanya yang tidak punya rumah jadi punya rumah, tapi pokoknya di total semuanya, terutama bagi masyarakat MBR,” jelas Ari.
ADVERTISEMENT