Pengusaha RI Ingin Tingkatkan Impor Kapas AS sampai 50 Persen

17 April 2025 20:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kapas. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kapas. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) berencana meningkatkan impor kapas dari Amerika Serikat (AS) hingga 50 persen. Langkah ini dilakukan untuk membantu menutup defisit perdagangan ekspor impor AS-Indonesia.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum API, Ian Syarif, mengatakan selama ini impor kapas dari AS hanya mengisi porsi sekitar 17 persen dari total impor kapas nasional.
“Di sini industri tekstil sudah menawarkan, kami akan membeli kapas lebih banyak (Dari AS),” kata Ian saat diskusi di Forum Wartawan Industri (Forwin) di Jakarta Selatan, Kamis (17/4).
Selain untuk negosiasi dagang, Ian menyebut peningkatan impor kapas dari AS juga bertujuan untuk mengamankan pasokan bahan baku berkualitas tinggi. Sebab kapas mentah asal AS dinilai memiliki kualitas jempolan.
Meski begitu, Ian memastikan kuota impor kapas nasional tidak akan membengkak seiring peningkatan impor kapas ke AS. “Sejak awal, prinsipnya bukan menambah jumlah impor, tetapi mengalihkan sumber impor dari negara tertentu ke negara lain,” tambah Ian.
ADVERTISEMENT
Indonesia mengimpor sekitar 575.000 ton kapas dan bahan baku tekstil dari negara-negara seperti Brasil, Pakistan, dan Australia. Nantinya impor dari negara-negara tersebut sebagian akan dialihkan ke AS.
Ian juga menjelaskan, meski tidak memproduksi produk tekstil jadi seperti pakaian, AS terkenal memiliki keunggulan dalam produksi kapas.
Pertimbangan lain impor kapas dari AS adalah adanya Trust US Cotton Protocol, sistem pelacakan berbasis teknologi DNA yang menjamin keaslian dan kualitas kapas dari negara tersebut.
“Dengan adanya Trust US Cotton Protocol, mereka sudah bisa mendeteksi kapas AS dengan tingkat DNA yang berbeda,” tambahnya.
Selain itu, kebijakan perdagangan seperti Buy American Provision juga memberikan insentif berupa tarif masuk yang lebih rendah bagi produk-produk yang menggunakan kapas asal AS.
ADVERTISEMENT
"Jadi ini ada perjanjian terpisah yang namanya Buy American Provision, salah satu kebijakan TKDN-nya Amerika, di mana mereka akan mengizinkan produk-produk yang memakai katun Amerika itu masuk dengan tarif yang lebih murah," jelas Ian.
Ian mengakui langkah peningkatan impor kapas ini tidak akan menutupi keseluruhan defisit perdagangan AS-Indonesia. Hanya saja, menurutnya, rencana ini bisa membuat industri tekstil nasional memiliki daya saing tinggi di pasar internasional, sekaligus memperkuat rantai pasok bahan baku yang lebih efisien dan berkelanjutan.
"Kalau untuk defisitnya gak mungkin, karena itu hanya 2-3 persen. Sekitar USD 400 juta. Gak bisa nutup defisit AS dengan Indonesia ," tutur Ian.