Pengusaha RI Sambut Baik Importasi China Melesat 8,4 Persen

11 Mei 2024 13:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelabuhan Nansha, Guangzhou, China Foto: portofnansha.com
zoom-in-whitePerbesar
Pelabuhan Nansha, Guangzhou, China Foto: portofnansha.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Kadin Indonesia, Juan Permata Adoe, mengatakan para pelaku usaha menyambut pulihnya perdagangan China. China merupakan negara tujuan ekspor Indonesia yang setara dengan 25,8 persen pangsa ekspor Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Dunia usaha menyambut baik peningkatan permintaan yang juga menjadi indikator pulihnya konsumsi domestik Tiongkok setelah mengalami tren penurunan sepanjang kuartal-I 2024. Kami menggarisbawahi kondisi geliat ekonomi dan peningkatan permintaan ini sebagai hal positif yang dapat mendorong kinerja ekspor Indonesia," kata Juan kepada kumparan, Sabtu (11/5).
Dikutip dari Reuters, di bulan April lalu impor China meningkat 8,4 persen, melebihi perkiraan kenaikan sebesar 4,8 persen dan membalikkan penurunan sebesar 1,9 persen di bulan Maret.
Lesunya impor China di kuartal I/2024 tercermin dari ekspor Indonesia ke China di kuartal I/2024 yang turun 19,89 persen secara tahunan, yakni dari USD 16.576 pada kuartal I/2023 menjadi USD 13.826 pada kuartal I/2024.
"Kami melihat permintaan akan komoditas bahan baku seperti Bahan Bakar Mineral (HS 27), Besi Baja (HS 72), Nikel (HS 75), dan Pulp (HS 47) masih menjadi komoditas paling potensial menjadi motor utama ekspor Indonesia ke Tiongkok," kata dia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kata dia, sektor-sektor lain yang tetap masih menjadi andalan termasuk pada produk-produk seperti sawit, tekstil, dan otomotif.
Pelabuhan Nansha, Guangzhou, China Foto: portofnansha.com
Meskipun masih didominasi sektor unggulan di atas, Juan menilai permintaan yang tinggi juga menjadi peluang bagi dunia usaha dan pemerintah mendorong diversifikasi ekspor, terutama produk-produk yang ikut mengalami kenaikan permintaan di Tiongkok seperti produk-produk pertanian maupun perikanan.
"Di mana kami melihat adanya tren peningkatan yang terus meningkat hingga dua kali lipat hingga USD 236 miliar dalam sepuluh tahun terakhir, 2014 sampai 2023," kata Juan.
Selain itu, Kadin Indonesia juga melihat pengaruh dan peluang dari produk fesyen muslim juga berpotensi tembus pasar Tiongkok yang di wilayah dengan populasi penduduk muslim yang cukup besar, seperti yang terdapat di bagian Barat dan Tengah Tiongkok.
ADVERTISEMENT
Menyambut pulihnya permintaan dari China itu, Kadin juga mendorong agar pemerintah dapat mendukung UMKM Indonesia yang memiliki daya saing global untuk menembus pasar di sana.
"Untuk itu, kami mendorong agar pemerintah turut meningkatkan kemudahan berusaha, mendukung fasilitas ekspor bagi ekspor dunia usaha, termasuk juga kemudahan dalam pembiayaan kredit yang dapat menyokong pelaku usaha untuk meningkatkan ekspor ke Tiongkok. Dari sisi hubungan G-to-G, kami mendorong agar pemerintah juga mengusahakan penyelesaian berbagai hambatan dagang," ujar dia.