Pengusaha Ritel Dukung Sikap Jokowi Kecam Presiden Prancis yang Hina Islam

4 November 2020 16:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prancis Emmanuel Macron. Foto: Abdulmonam Eassa, Pool via AP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prancis Emmanuel Macron. Foto: Abdulmonam Eassa, Pool via AP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Asosiasi Pengusaha Ritel seluruh Indonesia (Aprindo) mendukung sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Menurut Aprindo, pernyataan Macron tersebut tidak sejalan dengan nilai kesakralan dan simbol agama sehingga harus segera dihentikan.
“Kami meminta agar pemerintah RI, terus aktif berkomunikasi dengan Pemerintah Prancis untuk menindaklanjuti sikap tegas, yang langsung disampaikan Presiden Joko Widodo, pada beberapa hari lalu,” jelas Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey melalui keterangan tertulis seperti yang dikutip kumparan, Rabu (4/11).
Soal hubungan perdagangan antara Indonesia - Prancis yang telah berjalan selama ini dengan kontribusi baik dan tentunya berhubungan dengan penyediaan produk yang ada pada gerai ritel modern di Indonesia, Aprindo berharap mekanisme perdagangan tetap dapat berjalan wajar dan normal.
“Menyoal produk asal Prancis yang ada, kami menghormati keputusan konsumen, apakah akan membeli atau tidak atas produk dari Prancis yang dijual di gerai ritel modern. Karena merupakan hak pilihan dan keputusan konsumen atau individu yang menentukan dalam berbelanja. Jadi biar lah perdagangan berjalan seperti biasanya dan normal,” tambahnya.
Massa yang tergabung dalam Aliansi Umat Islam se-Bandung Raya berunjuk rasa di depan gedung Institut Francais d'Indonesie (IFI) Bandung, Jawa Barat, Senin (2/11). Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
Aprindo juga meminta ketegasan dari pihak berwenang agar tidak terjadi aksi yang merugikan masyarakat dan pelaku usaha atas hal yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang memprovokasi dan cenderung anarkis. Menurut Roy, aksi boikot produk asal Prancis yang memprovokasi anarkis tidak akan memberikan manfaat apa pun. Hal tersebut malah membebani perekonomian dalam negeri.
ADVERTISEMENT
“Yang saat ini sedang diupayakan pemerintah agar dapat terjadi peningkatan dan kestabilan Konsumsi Rumah Tangga sebagai point kontributor sebesar 57,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), di tengah lesunya demand dan market akibat pelemahan daya beli atau menahan konsumsi, di masa pandemi ini,” jelas Roy.