Pengusaha Yakin Pemindahan Pintuk Masuk Impor Bisa Gaet Investasi ke Indonesia

11 Desember 2024 19:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buruh pelabuhan menurunkan beras impor asal Vietnam dari kapal kargo di Pelabuhan Malahayati, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (5/1/2023). Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
zoom-in-whitePerbesar
Buruh pelabuhan menurunkan beras impor asal Vietnam dari kapal kargo di Pelabuhan Malahayati, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (5/1/2023). Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
ADVERTISEMENT
Wacana pemerintah untuk memindahkan pintu masuk (entry point) pelabuhan bagi produk impor beberapa komoditas tertentu bisa menggaet investasi untuk masuk ke Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan kebijakan ini bisa merebut minat investor yang tadinya akan berinvestasi di negara tetangga, tetapi membidik pasar dalam negeri menjadi memilih menggelontorkan modalnya di Tanah Air.
“Kita ini bisa membelokkan kembali investor yang sudah memilih tempat lain, tetangga kita, untuk kembali berinvestasi di Indonesia,” kata Edy dalam gelaran dalam Media Talks: Bincang Santai Industri Keramik Tableware & Glassware di Kantor Kemenperin, Rabu (11/12).
Sebelumnya, Edy membeberkan ada investasi dari China di sektor keramik dalam jumlah besar yang akan masuk ke Malaysia tahun depan. Padahal, China menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan ekspornya.
Menurut dia, kebijakan pemindahan entry point sebagai kebijakan non tariff barrier atau kebijakan pembatasan perdagangan di luar tarif Bea Cukai ini bisa menjadi solusi untuk permasalahan seperti ini. Sehingga, Edy mengatakan pelaku usaha berharap pemerintah segera mengimplementasikan kebijakan ini.
ADVERTISEMENT
“Pemindahan pelabuhan impor untuk salah satu, keramik ini, keluar daripada Pulau Jawa. Saya rasa itu juga menjadi sebuah terobosan, non tariff barrier yang luar biasa. Jadi kami sangat mendukung hal itu, bahkan kami berharap ini bisa segera diimplementasikan dalam waktu dekat ini. Itu akan menjawab segala permasalahan kami. Kita bisa mencegah transhipment,” terangnya.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto, Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam Kemenperin Putu Nadi Astuti dan Ketua Umum Asosiasi Produsen Gelas Kaca Indonesia Apgi Henry T. Susanto. Foto: Widya Islamiati/kumparan
Senada dengan Edy, Sesditjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Kris Sasono Ngudi Wibowo juga menuturkan kebijakan pemindahan pelabuhan bisa mengundang investasi masuk ke Indonesia.
Hal ini dikarenakan, industri yang tadinya mengekspor produk ke Indonesia menjadi akan merogoh kocek dalam untuk biaya distribusi di Tanah Air. Imbasnya, harga produk jadi meroket dan berdampak pada daya saing produk di pasar Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Pastilah (menarik investasi). Kalau begitu cost-nya dia tinggi. Jadi, cost itu akan terkompensasi ke harga jadi. Ketika harganya jadi tinggi, beredar di Jakarta itu di Indonesia tinggi, otomatis orang nggak akan impor. Aku (industri luar negeri) bikin di sini aja. Pasti menarik investasi,” terang Kris kepada kumparan di Kantor Kemenperin, Rabu (11/12).
Selain itu, pemindahan pelabuhan pintu masuk impor komoditas tekstil dan produk tekstil (TPT), pakaian jadi, keramik, elektronik, kosmetik, barang tekstil jadi, alas kaki, katup dan obat tradisional ini juga akan menghidupkan ekonomi daerah.
“Terus ekonomi daerah pasti hidup. Karena kalau jatuhnya, turunnya dihitung, hitungan sekitarnya pasti akan mendapat manfaat, benefit, access dan konektivitas,” tambah Kris.
Sebelumnya, wacana pemindahan jalur masuk atau entry point sembilan komoditas impor dari pelabuhan di Pulau Jawa ke luar Jawa diusulkan oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
ADVERTISEMENT
Dia menyebut nantinya importasi komoditas-komoditas ini masuk melalui pelabuhan yang ada di Indonesia timur, dia menyoroti pelabuhan yang ada di Sorong Papua juga pelabuhan yang ada di Pulau Belitung. Sehingga pemindahan entry point ini dapat memajukan perekonomian Indonesia Timur.