news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Penjelasan PLN soal Sewa Kapal Listrik yang Dituding Pemborosan

24 Mei 2018 10:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
kapal pembangkit listrik milik Karpowership (Foto: Izaac Mulyawan/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
kapal pembangkit listrik milik Karpowership (Foto: Izaac Mulyawan/Antara)
ADVERTISEMENT
Penggunaan kapal Marine Vessel Power Plan (MVPP) yang disewa dari perusahaan Karpowership Turki dinilai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tak efisien karena dioperasikan dengan bahan bakar minyak (BBM) jenis Heavy Fuel Oil (HFO) alias Solar.
ADVERTISEMENT
Saat ini PLN menyewa kapal listrik untuk menerangi sejumlah daerah yang masih defisit listrik, yakni di Belawan, Mataram, Lombok, Ambon, Kupang, dan Amurang.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir menjelaskan, sewa kapal listrik dari Turki ini dilatarbelakangi oleh instruksi dari pemerintah agar tidak ada lagi pemadaman listrik di kota-kota besar seperti Medan, Manado, Ambon, Mataram, Kupang, Lombok.
Sofyan menuturkan, 3 tahun lalu kota-kota tersebut mengalami pemadaman bergilir hingga di atas 6 jam. Di sisi lain, pertumbuhan kebutuhan listrik di daerah-daerah itu sangat tinggi. Defisit listrik membuat pertumbuhan ekonomi setempat terhambat.
Dirut PLN Sofyan Basir di Zurich. (Foto: Dewi Rachmat Kusuma/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dirut PLN Sofyan Basir di Zurich. (Foto: Dewi Rachmat Kusuma/kumparan)
Banyak rumah tangga, hotel, restoran, dan industri yang mengantre untuk mendapat sambungan listrik. PLN diminta mencari solusi cepat. Untuk Manado misalnya, PLN diperintahkan menghentikan pemadaman bergilir sebelum Natal 2015.
ADVERTISEMENT
Dari berbagai pilihan solusi yang ada, akhirnya PLN memutuskan menyewa kapal listrik dari Turki karena paling cepat dan efisien. Bukan hanya cepat, tapi juga dapat menurunkan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik setempat.
Dibanding memasang pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang berbahan bakar High Speed Diesel (HSD) misalnya, kapal listrik masih jauh lebih murah.
"Kita ambil kebijakan supaya selamat, Manado harus selesai sebelum Natal 2015. Yang paling efisien hanya itu. Kita pakai mesin kapal itu dengan bahan bakar HFO, harganya 35% dibanding Solar HSD," papar Sofyan dalam diskusi dengan media di Jakarta, Rabu (23/5).
Ia menambahkan, rata-rata BPP listrik di Manado pada 2015 mencapai Rp 2.400 per kWh. Sekarang tirin menjadi Rp 1.880 per kWh, salah satunya berkat kapal MVPP. PLN menyetop sewa PLTD dan menggantinya dengan kapal listrik. "Dulu pakai diesel banyak banget dan itu sewa," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, kapal listrik hanya solusi jangka pendek saja untuk mengatasi masalah defisit listrik, disewa hanya untuk 5 tahun. PLN menyiapkan pembangkit-pembangkit baru yang lebih murah biayanya untuk menggantikan kapal listrik.
Di Manado, PLN sudah membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang siap beroperasi begitu sewa kapal MVPP berakhir 3 tahun lagi.
"Dr awal kita menggunakan (kapal MVPP) sampai pembangkit-pembangkit murah itu jadi. Kontraknya (kapal MVPP) tinggal 3 tahun. Di Manado sudah dibangun PLTU, mudah-mudahan tepat waktu. Kita bikin MPP (Mobile Power Plant) juga, hotel-hotel dan restoran yang selama ini pakai genset pindah pakai listrik," kata Sofyan.
Ia menegaskan, PLN terus berupaya meningkatkan keandalan pasokan listrik dengan mempertimbangkan efisiensi agar pelayanan untuk masyarakat maksimal tapi tak merugikan negara. "Di PLN ada 30 ribu insinyur, masak kami enggak pikirin mana yang efisien? Enggak lah," pungkasnya.
ADVERTISEMENT