Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
![Tampilan aplikasi Tokopedia. Foto: Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1588602798/hxvshgipooxene28vsfu.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Jadi 7 dari 10 pelaku usaha di Tokopedia mengalami kenaikan volume penjualan sebesar 133 persen,” kata Astri secara virtual berdasarkan hasil riset dari LPEM FEB UI tahun 2020, Rabu (24/3).
Astri menyambut baik kenaikan yang dialami para penjual tersebut. Apalagi, kata Astri, sebaran kenaikan penjualan itu juga terjadi di luar Jawa. Sehingga pemerataan ekonomi digital bisa diterapkan.
“Kami identifikasi ada 3 provinsi dengan peningkatan penjualan terbesar saat pandemi. Pertama itu di NTB sebesar 144,6 persen, kemudian Sulawesi Tengah itu ada 73,4 persen, dan ketiga Sulawesi Selatan 73,3 persen,” ujar Astri.
“Dan kita lihat juga dari 3 provinsi tertinggi peningkatan jumlah pelaku usaha. Jadi kita lihat adopsi digital ini juga membuat UKM masuk ke online begitu. Pertama ini dari Bali 66,2 persen, Yogya 42,2 persen, dan DKI Jakarta terus meningkat 28,3 persen,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, profil dari penjual yang bergabung di Tokopedia khususnya di masa pandemi ini sebesar 68,6 persen mayoritas adalah pencari nafkah tunggal di keluarga. Sebanyak 90 persen penjual itu berskala mikro.
Selain itu, ada 76,4 persen penjual bergabung di Tokopedia karena alasan kemudahan mengelola bisnis.
“Jadi bagi kami ini sangat menggembirakan karena juga terbukti dengan go online ini juga membantu UMKM tetap bertahan,” tutur Astri.