Penjualan Bir Milik Pemprov DKI Diprediksi Anjlok 75 Persen Akibat Corona

9 Juni 2020 16:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Produk dari PT. Delta Djakarta. Foto: Dok. deltajkt.thinkrooms.com
zoom-in-whitePerbesar
Produk dari PT. Delta Djakarta. Foto: Dok. deltajkt.thinkrooms.com
ADVERTISEMENT
PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) mengalami kemerosotan penjualan yang cukup drastis selama masa pandemi corona. Tak tanggung-tanggung, anjloknya sampai 75 persen.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (9/6), perusahaan bir milik pemerintah provinsi DKI Jakarta tersebut lantas mengalami penurunan laba (rugi) bersih per 31 Maret 2020 sekitar 51-75 persen.
"Perseroan menyampaikan bahwa terdapat perkiraan penurunan total pendapatan sebesar >75 persen dan penurunan laba (rugi) bersih untuk periode yang berakhir per 31 Maret 2020 sebesar 51 persen-75 persen dibanding periode yang berakhir per 31 Maret 2019," ujar Manajemen, Selasa (9/6).
Delta Djakarta menjelaskan, penurunan laba tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, seperti banyaknya outlet yang masih tutup sementara dikarenakan pandemi COVID-19 hingga normalisasi usaha agen yang belum normal.
Sehingga, pendapatan pun lantas kemudian merosot. Pendapatan per Maret 2020 adalah Rp 153,05 miliar. Sementara, laba (rugi) bersih untuk periode yang berakhir per Maret 2020 adalah Rp 42,43 miliar.
ADVERTISEMENT
"Beban-beban yang sangat berpengaruh terhadap kontribusi penurunan laba (rugi) bersih per Maret 2020 seperti beban distribusi, beban promosi dan beban gaji dan tunjangan," ujarnya.
Delta Djakarta merupakan perusahaan yang memproduksi produk bir seperti Anker Bir, Carlsberg, Shanta Shandy, San Miguel, dan Stout. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sendiri memiliki saham 26,25 persen atau 210.200.700 lembar saham di perusahaan minuman Anker Bir tersebut.
Sepanjang 2019, DLTA membukukan laba bersih sebesar Rp 317,81 miliar. Angka ini melorot 6,01 persen dibandingkan laba bersih 2018 yang tercatat Rp 338,13 miliar.
Penurunan laba ini disebabkan oleh anjloknya penjualan minuman alkohol sebesar 7,38 persen menjadi Rp 827,14 miliar. Padahal pada 2018 lalu perseroan mencatatkan penjualan senilai Rp 893,01 miliar.
ADVERTISEMENT