Penjualan Obat Turun Imbas COVID-19 Mereda, Laba Bio Farma Merosot 49 Persen

24 Januari 2023 18:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja membongkar muat vaksin COVID-19 Moderna saat tiba di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Minggu (11/7). Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja membongkar muat vaksin COVID-19 Moderna saat tiba di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Minggu (11/7). Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Induk holding farmasi BUMN Bio Farma meraup laba bersih senilai Rp 22,1 triliun di tahun 2022. Angka ini turun 49,5 persen dari laba bersih yang diraup pada 2021.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir menyebut bahwa penurunan pendapatan terjadi lantaran permintaan obat dan suplai penanganan COVID-19 menurun drastis. Ia mengungkapkan bahwa pendapatan konsolidasi holding pada 2021 mencapai Rp 43,4 triliun.
“2021 puncak penanganan farmasi untuk pandemi di Indonesia. Di mana bio farma diminta menyediakan semua suplai untuk menangani pandemi (vitamin, obat, vaksin, medical device, suplemen),” kata Honesti saat rapat bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (24/1).
Honesti mengatakan bahwa pada 2021 pendapatan konsolidasi holding farmasi itu tumbuh hingga 203 persen. Selain itu, pada masa genting COVID-19 itu farmasi BUMN ini meraup laba bersih hingga 568 persen.
Berbeda dengan tahun 2021, di mana penjualan terkait penanganan COVID-19 menjadi pendapatan utama Bio Farma, tahun 2022 justru pendapatan mayoritas bersumber dari produk-produk non COVID-19.
ADVERTISEMENT
“2022 produk-produk yang berhubungan dengan COVID-19 ini menurun drastis karena seluruh supply kita berikan di 2021. Tahun 2022 menurun drastis dari vaksin,” kata Honesti.
Honesti optimis Bio Farma tetap meraup keuntungan besar dari produk-produk non-COVID-19. Ia menyebut bahwa pihaknya akan kembali mendorong produk dan pelayanan non-COVID-19. Sebab, produk dan layanan ini sempat dikurangi lantaran pemerintah fokus kepada penanganan COVID-19.
“Makanya kami pada saat itu mencoba untuk mengaktifkan kembali produk-produk yang tidak berhubungan COVID-19. Dan memang kita melihat selama pandemi itu beberapa produk untuk non COVID-19 dilakukan pemerintah agak berkendala,” ungkap Honesti.
“Insyaallah 2023 ini kita fokuskan kembali produk-produk tersebut,” tambahnya.