Penjualan Rumah Tipe Kecil dan Menengah Menurun di Kuartal IV 2024

14 Februari 2025 15:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deretan rumah yang masih dalam tahap pembangunan perumahan di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (3/10/2024). Foto: ANTARA FOTO/Andry Denisah
zoom-in-whitePerbesar
Deretan rumah yang masih dalam tahap pembangunan perumahan di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (3/10/2024). Foto: ANTARA FOTO/Andry Denisah
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) merilis data rumah tipe kecil dan menengah tengah turun. Hal ini dimuat dalam rilis Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) kuartal IV 2024.
ADVERTISEMENT
Pada kuartal IV 2024, penjualan properti residensial mencatat kontraksi pertumbuhan sebesar 15,09 persen year on year (yoy). Angka ini lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada kuartal sebelumnya sebesar 7,14 persen (yoy).
“Secara keseluruhan, pertumbuhan penjualan properti residensial tercatat kontraksi sebesar 15,09 persen yoy,” kata Direktur Eksekutif BI, Departemen Komunikasi Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya, Jumat (14/2).
Perkembangan tersebut didorong penurunan penjualan rumah tipe kecil dan menengah yang masing-masing tercatat kontraksi 23,70 persen (yoy) dan 16,6 persen (yoy). Sementara penjualan rumah tipe besar tumbuh 20,44 persen (yoy) pada kuartal IV 2024.
Selain itu, pertumbuhan penjualan rumah primer pada kuartal IV 2024 juga terkontraksi pada rumah tipe kecil dan menengah masing-masing 11,94 persen quartal to quartal (qtq) dan 9,13 persen qtq. Sementara penjualan rumah tipe besar naik 14,12 persen qtq.
ADVERTISEMENT
Deretan rumah yang masih dalam tahap pembangunan perumahan di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (3/10/2024). Foto: ANTARA FOTO/Andry Denisah
Sehingga, penjualan rumah primer pada kuartal IV 2024 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 6,62 persen secara qtq, melanjutkan kontraksi pada kuartal sebelumnya sebesar 7,62 persen qtq.
“Berdasarkan hasil survei, sejumlah faktor yang menghambat pengembangan dan penjualan properti residensial primer adalah kenaikan harga bangunan 21,40 persen, masalah perizinan 15,05 persen, suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) 14,31 persen, proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR 10,59 persen, perpajakan 9,71 persen, dan lainnya 15,05 persen,” jelas Deni.
Dari sisi indeks harga, survei ini mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer tumbuh terbatas. Hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan IV 2024 yang tumbuh sebesar 1,39 persen (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan III 2024 sebesar 1,46 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Sementara dari sisi pembiayaan, survei menunjukkan sumber utama pendanaan untuk pembangunan properti residensial masih berasal dari dana internal pengembang, dengan pangsa mencapai 74,38 persen.
“Dari sisi konsumen, mayoritas pembelian rumah di pasar primer dilakukan melalui skema pembiayaan KPR, dengan pangsa sebesar 72,54 persen dari total pembiayaan,” kata Deni.