Penjualan Sepeda Listrik di Jakarta Masih Kecil

1 September 2019 13:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kendaraan listrik di Selis, Kelapa Gading. Foto: Moh Fajri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kendaraan listrik di Selis, Kelapa Gading. Foto: Moh Fajri/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah mulai menggencarkan kampanye menggunakan kendaraan listrik setelah terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Sepeda Listrik hingga Mobil Listrik pada 12 Agustus 2019. Namun, sosialisasi tersebut belum diikuti dengan banyaknya pembelian dan penggunaan kendaraan listrik di pasaran.
ADVERTISEMENT
Seperti yang terlihat toko kendaraan listrik di Selis, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Marketing Selis, Rudi mengatakan, penjualan sepeda listrik di tempatnya masih belum maksimal. Dalam sehari, penjualan di tokonya hanya 1 unit.
“Untuk penjualan sih Alhamdulillah kita enggak bisa bohongin atau gimana kalau penjualan itu naik turun. Kalau sekarang lagi stabil-stabilnya. Tergantung, bervariasi, kadang 1-2 (per hari),” kata Rudi saat ditemui di lokasi, Minggu (1/9).
Kendaraan listrik di Selis, Kelapa Gading. Foto: Moh Fajri/kumparan
Meski begitu, Rudi memastikan selalu ada masyarakat yang membeli kendaraan listrik. Saat ini, sepeda listrik merek Selis dijual paling murah di harga Rp 3,7 juta. Sedangkan yang paling mahal mencapai Rp 28 juta per unit.
Untuk legal kendaraan, Rudi menuturkan kalau pihaknya sudah bisa mengurus terkait STNK sampai BPKB sepeda motor listrik.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, kata Rudi, pembeli sepeda motor listrik paling banyak adalah dari kalangan ibu-ibu. Selain itu, ada juga mahasiswa yang membeli sepeda motor listrik Selis yang diproduksi di Tangerang ini. Meskipun produk lokal, ada keunggulan yang bisa diandalkan daripada produk sepeda motor listrik impor.
Kendaraan listrik di Selis, Kelapa Gading. Foto: Moh Fajri/kumparan
“Keunggulannya kita ada home servicenya walaupun lokal. Ada sparepart, ada servis yang bisa datang ke rumah kalau ada trouble. Bisa ke sini juga yang dari rumah bisa. Biasa ada kendala di jalan dibawa dulu ke rumah ntar ada kunjungan teknisi yang ke rumah gitu,” terang Rudi.
Kendaraan listrik di Selis, Kelapa Gading. Foto: Moh Fajri/kumparan
Lebih lanjut, Rudi membeberkan perawatan sepeda listrik dan sepeda motor berbahan bakar fosil memiliki jadwal perawatan berbeda. Bila sepeda motor berbahan bakar fosil harus menjalani perawatan rutin 1-3 bulan sekali, berbeda dengan sepeda motor listrik. Sepeda motor listrik minim perawatan dan tidak ada pasti kapan sepeda motor listrik harus dirawat. Sebab, hal itu tergantung pemakaian. Atas keunggulan itu, ia berharap semakin banyak masyarakat yang ikut beralih ke kendaraan listrik.
ADVERTISEMENT
“(Harapannya) saya sih supaya polusi lebih berkurang saja karena Jakarta tahu sendiri sudah kayak apa. Mudah-mudahan kedepan ya sudah ada dukungan dari pemerintah semakin maju untuk kedepannya lebih bagus lagi,” tutur Rudi.