Penumpang Masih Was-was Naik Pesawat, AP I Perbaiki Protokol Kesehatan

27 Agustus 2020 21:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengalungkan bunga untuk menyambut penumpang pesawat rute domestik yang tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Jumat (31/7). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengalungkan bunga untuk menyambut penumpang pesawat rute domestik yang tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Jumat (31/7). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Selama pandemi COVID-19, maskapai penerbangan menjadi salah satu sektor yang sangat terdampak. Hingga kini masyarakat masih was-was untuk berpergian menggunakan pesawat.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan berdasarkan survei yang dilakukan pihaknya, sebanyak 84 persen responden masih bersikap wait and see.
"Kami survei 539 responden, sekitar 84 persen responden masih wait and see ketika kita beroperasi apakah mereka langsung melakukan penerbangan ternyata enggak," kata Faik dalam Webinar Coffee Session Adaptasi Kebiasaan Baru: Membangun Kepercayaan Masyarakat Untuk Menggunakan Transportasi Udara, Kamis (27/8).
Menurut Faik, hal tersebut juga tercermin dari tingkat okupansi dalam setiap penerbangan. Saat ini jumlah penerbangan di Angkasa Pura I sudah mencapai 42 persen dari kondisi normal. Namun jumlah penumpang masih di sekitar 30 persen dibanding kondisi normal.
Untuk mengembalikan kepercayaan penumpang, Faik mengatakan pihaknya memastikan protokol kesehatan dijalankan dengan baik. Ada 7 protokol kesehatan yang dirancang Angkasa Pura I sehingga bandara pastikan aman.
ADVERTISEMENT
Penumpang tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Jumat (31/7). Foto: SONNY TUMBELAKA / AFP
"Upaya kami ini mendapat semacam pengakuan dari WTTC, di mana kesehatan AP I selaras dengan yang ditetapkan WTTCC," ujarnya.
Selain itu, AP I juga melakukan kerja sama membuat program save coridor initiative. Bahkan AP I kini menyediakan layanan rapid test murah di bandara-bandara yang dikelola perseroan.
"Ini saya kira jadi satu konsen kita. Kemudian rapid test murah kita sediakan tempat di bandara," ujarnya.
Faik percaya jika protokol kesehatan dilakukan dengan baik, maka penumpang akan merasa nyaman kembali berpergian menggunakan jalur udara.
"Saya coba bandingkan dengan Inggris, Korea, mereka bisa 100 persen penumpangnya, jadi protokol kesehatannya diatur sedemikian baik," katanya.