Penundaan Tarif Trump Bikin Rupiah Menguat, Menjauh dari Level Rp 17.000 per USD

10 April 2025 10:53 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang petugas menunjukan pecahan Dolar AS dan Rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing di Kwitang, Jakarta, Senin (9/12/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petugas menunjukan pecahan Dolar AS dan Rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing di Kwitang, Jakarta, Senin (9/12/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terpantau menguat, setelah beberapa hari kemarin nyaris menyentuh level Rp 17.000 per dolar AS. Penguatan terjadi seiring keputusan Presiden AS Donald Trump menunda pengenaan tarif untuk 75 negara, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 10.34 WIB, nilai tukar rupiah terpantau menguat sebesar 103,5 poin atau 0,61 persen menjadi Rp 16.769 per dolar AS.
Presiden AS Donald Trump menunda penerapan tarif impor jilid II yang seharusnya berlaku efektif Rabu (9/4). Periode penundaan berlaku 90 hari ke 75 negara, kecuali China.
Meski menunda 3 bulan, tapi Trump tetap mengenakan tarif impor minimal yaitu 10 persen. Termasuk Indonesia yang sebelumnya kena 32 persen. Begitu juga dengan Vietnam yang dikenai 34 persen, menjadi 10 persen.
"Karena negara-negara itu tidak menyerang balik AS, Saya telah mengizinkan tarif ini ditunda selama 90 hari dan penurunan besar terhadap Tarif Timbal Balik (resiprokal) selama periode ini, menjadi 10 persen juga berlaku segera," katanya dikutip dari akun Trump di Truth Social, Kamis (10/4).
Petugas menghitung uang pecahan dolar AS di Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (11/10/2024). Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Keputusan Donald Trump menjadi angin segar bagi pasar saham dan keuangan di wilayah Asia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dibuka menguat 331,058 poin (5,5 persen) ke 6.229.
ADVERTISEMENT
Penguatan juga terjadi di bursa saham Asia. Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 2541 poin (8,06 persen) ke 34.401,18, Indeks Hang Seng di Hong Kong naik 643 poin (3,17 persen) ke 20.921,519.
Sementara Indeks SSE Composite di China naik 44,8 poin (1,42 persen) ke 3.597,860 dan Indeks Straits Times di Singapura turun 205 poin (6,04 persen) ke 3.150,28.