Penurunan Harga Tiket Pesawat Dinilai Bisa Tingkatkan Okupansi Hotel

25 November 2024 10:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Penurunan harga tiket pesawat pada momen libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) disebut akan berdampak positif peningkatan okupansi hotel.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran, menyebut keterisian hotel dapat meningkat imbas terjadi pergerakan yang cukup besar kalau harga tiket pesawat.
“Pada saat tiket pesawat itu diturunkan, tentu pergerakan itu akan menjadi meningkat. Nah, okupansi tentu kalau ke hotel atau ke destinasi itu akan menjadi cukup besar,” ungkap Yusran kepada kumparan pada Senin (25/11).
Yusran mengatakan transportasi udara memegang peran kunci untuk pergerakan masyarakat Indonesia. Apalagi, Indonesia merupakan negara kepulauan. Namun selama ini harga tiket yang mahal masih menjadi keluhan.
“Nah, transportasi kalau kita negara kepulauan tentu yang paling utama itu sebenarnya kan transportasi udara. Nah, transportasi udara selama ini kan dikeluhkan oleh masyarakat belum ideal. Jadi masih mahal,” jelas Yusran.
ADVERTISEMENT
Jika harga tiket pesawat masih mahal saat libur Nataru, peningkatan jumlah wisatawan tidak akan meningkat secara signifikan. Ia juga menyebut daya beli turut menjadi faktor peningkatan wisatawan.
Ilustrasi kamar hotel. Foto: Edvard Nalbantjan/Shutterstock
“Nah, tentu kalau biaya tiket perjalanan ini masih mahal, dampak kepada para wisatawan di libur Nataru nanti tentu juga pasti ada. Jadi jumlahnya (peningkatan) tidak signifikan, bisa terjadi seperti itu. Nah, pemerintah mengatakan akan menurunkan pada saat Nataru nanti. Kembali lagi, dia itu masalah turun naik itu kan balik lagi ke daya beli,” terang Yusran.
Untuk saat ini, Yusran mengungkapkan peningkatan okupansi di beberapa daerah masih bervariasi. Ia belum bisa memberi persentase peningkatan.
“Bervariatif ada yang sudah meningkat, ada yang masih belum terlihat terjadi peningkatan,” kata Yusran.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Yusran menjelaskan ada perbedaan kebiasaan reservasi untuk wisatawan yang menggunakan kendaraan pribadi dengan wisatawan pengguna pesawat. Biasanya wisawatan dengan kendaraan pribadi melakukan reservasi melalui agen travel online secara dadakan. Sedangkan wisatawan pengguna pesawat biasanya sudah jelas melakukan reservasi untuk beberapa hari.
“Reserve hotel (untuk wisatawan dengan kendaraan pribadi) yang sangat mudah saat ini bisa dilakukan, satu hari sebelumnya juga bisa terlihat apakah available atau tidak. Beda dengan jika perjalanan itu dilakukan dengan menggunakan pesawat. Biasanya begitu mereka beli tiket tujuh hari, tentu mereka akan melakukan reservasi juga tujuh hari,” tutur Yusran.