Penyaluran BBM Selama Nataru Aman, Bahlil Klaim Berkat Impor Cepat

Petugas melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) pada kendaraan di salah satu SPBU. Foto: ANTARA FOTO/Andri Saputra

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia resmi menutup Posko Nasional Sektor ESDM Hari Raya Natal Tahun 2024 dan Tahun Baru 2025 periode 19 Desember 2024 sampai 7 Januari 2025.

Bahlil mengatakan, posko Nataru sektor ESDM berjalan lancar, terutama penyaluran BBM. Menurutnya, hal ini berkat importasi minyak mentah dan BBM yang cepat.

Sebab, menurut Bahlil, lifting migas nasional masih kurang maksimal, termasuk produksi BBM dari kilang-kilang di Indonesia, salah satunya Kilang Balikpapan di Kalimantan Timur, juga tidak optimal.

"Akhirnya waktu itu kita antisipasi untuk kita melakukan impor cepat. Impor cepat supaya untuk menjaga ketahanan cadangan nasional kita," ungkapnya saat konferensi pers, Selasa (7/1).

Berkat importasi yang cepat, Bahlil mengatakan kebijakan tersebut berhasil menjaga level cadangan nasional tetap stabil di angka 18 hingga 21 hari. Dengan begitu, pemerintah dinilai berhasil mencegah situasi yang lebih genting.

"Bayangkan hari itu kalau kita tidak memikirkan kecepatan dalam mengantisipasi. Saya nggak tahu apa yang terjadi," ujar Bahlil.

Selama periode Posko Nataru Sektor ESDM, penyaluran BBM secara umum dalam kondisi aman, melalui infrastruktur 115 Terminal BBM, 71 DPPU, 7.786 SPBU, 6.802 Pertashop, 414 SPBUN, 55 SPBB, dan 156 Agen Minyak Tanah. Ketahanan Stok BBM Nasional (Coverage Day) berkisar antara 18 sampai 20 hari.

Penyaluran BBM tertinggi secara nasional dibandingkan dengan penyaluran normal selama periode satgas Nataru untuk Arus Mudik Tahap I terjadi pada 21 Desember 2024 (H-4), Arus Mudik Tahap II terjadi pada tanggal 28 Desember 2024 (H+3), dan Arus Balik terjadi pada tanggal 4 Januari 2025 (H+10).

Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengungkapkan penyaluran selama posko dibandingkan normal untuk Kerosene dan Avtur mengalami kenaikan sebesar 3,86 persen dan 5,81 persenseiring dengan meningkatnya kegiatan rumah tangga dan mobilitas pesawat.

"Gasoline mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen disebabkan meningkatnya penggunaan pribadi untuk mudik dan berwisata, sedangkan Gasoil mengalami penurunan sebesar 5,82 persen, disebabkan pembatasan operasional truk pengangkut barang dan menurunnya aktivitas industri," jelasnya.

Sementara penyaluran LPG juga dalam kondisi yang aman. Pertamina menyiagakan 32 Terminal LPG, 740 SP(P)BE dan 6.478 Agen LPG, sehingga coverage days stok LPG nasional berkisar antara 12 sampai 17 hari.

Penyaluran LPG selama periode posko dibandingkan rata-rata normal naik sebesar 0,9 persen dan apabila dibandingkan periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 naik sebesar 5,8 persen. Penyaluran LPG tertinggi terjadi pada tanggal 24 Desember 2024.

Kemudian di bidang gas bumi secara umum tidak mengalami kendala dan dalam keadaan aman. Selama periode posko, Subholding Gas Pertamina telah berhasil menyalurkan gas bumi kepada 3.236 pelanggan komersial industri, naik 28,32 persen (yoy), 2.524 pelanggan Kecil naik 7,19 persen (yoy), dari 810.813 pelanggan rumah tangga, dan pembangkit listrik termasuk PLN Group.

Kegiatan usaha niaga gas sebesar 831 BBTUD turun 7,4 persen (yoy), penyaluran gas ex-LNG sebesar 508 BBTUD naik 6,28 persen (yoy). Adapun stok LNG pada akhir periode Nataru sebesar 132.719 M3, pengangkutan gas melalui pipa sebesar 2.634 MMSCFD, penyaluran Bahan Bakar Gas (BBG) sebesar 393.492 LSP.

Terakhir, kondisi pasokan tenaga listrik selama pelaksanaan Posko Nasional ESDM di wilayah pengusahaan PLN umumnya berada pada kondisi aman.

Kondisi sistem tenaga listrik tanggal 25 Desember 2024 pada saat perayaan Hari Natal 2024, yaitu 21 sistem dalam kondisi normal dan 3 sistem dalam kondisi Siaga (Sistem Tanjung Selor, Sistem Tambora, & Sistem Bau-Bau). Rincian Daya Mampu Pasok (DMP) Nasional sebesar 53.692,91 MW dan Beban Puncak sebesar 37.457,13 MW.

Sementara kondisi sistem tenaga listrik pada 1 Januari 2025 pada saat perayaan Tahun Baru 2025, yaitu 22 sistem dalam kondisi normal dan 2 sistem dalam kondisi Siaga (Sistem Nias & Sistem Tanjung Selor). Rincian DMP nasional sebesar 52.322,41 MW dan Beban Puncak sebesar 35.372,09 MW.