Penyaluran Kurang Tepat, Kompensasi-Subsidi Energi Bakal Bengkak Jadi Rp 407 T

13 November 2024 17:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (tengah) bersama Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung dan Sekjen Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan paparan pada rapat kerja dengan Komisi XII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/11/2024). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (tengah) bersama Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung dan Sekjen Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan paparan pada rapat kerja dengan Komisi XII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/11/2024). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan prognosa atau perkiraan realisasi subsidi dan kompensasi energi hingga akhir 2024 bisa mencapai Rp 407 triliun.
ADVERTISEMENT
Bahlil menjelaskan, prognosa tersebut berdasarkan realisasi subsidi dan kompensasi energi pada kuartal II 2024. Dia mengakui, anggaran negara yang digelontorkan untuk energi ini sangat besar.
"Jadi (prognosa subsidi dan kompensasi energi) di APBN 2024 kita Rp 407 triliun," ungkapnya saat Rapat Kerja Komisi XII DPR, Rabu (13/11).
Bahlil merinci subsidi dan kompensasi untuk listrik mencapai Rp 181,63 triliun. Kemudian, subsidi LPG 3 kg diprediksi mencapai Rp 87 triliun hingga akhir tahun 2024.
Selanjutnya, subsidi BBM termasuk minyak tanah diprediksi mencapai Rp 138,5 triliun. Angka tersebut turun dari prognosa berdasarkan realisasi kuartal I 2024 yang mencapai Rp 174,36 triliun.
"Subsidi BBM itu (prognosa awal) Rp 174,36 triliun plus kompensasi, tetapi karena harga minyak lagi turun sekarang sampai dengan 2024 kita perkirakan Rp 138,5 triliun," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Bahlil mengakui, subsidi dan kompensasi energi yang besar ini masih belum tepat sasaran penyalurannya. Dengan demikian, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tengah menyiapkan skenario transformasi subsidi energi.
"Akhirnya Bapak Presiden Prabowo membentuk tim di mana tim itu adalah subsidi tepat sasaran, di dalam ratas sudah diputuskan di mana kami yang ditugaskan sebagai ketua tim dari ESDM," pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan realisasi subsidi dan kompensasi per Oktober 2024 telah dibayarkan sebesar Rp 327 triliun.
Realisasi ini terdiri atas subsidi energi sebesar Rp 139,6 triliun, subsidi non energi Rp 72 triliun, dan pembayaran kompensasi Rp 115,1 triliun.
"Keseluruhan pengeluaran subsidi dan kompensasi dimaksudkan agar harga listrik dan BBM dapat kita jaga dan masyarakat dapat terus jalankan kegiatan ekonomi dan mendukung pertumbuhan ekonomi dengan harga listrik dan BBM yang betul-betul terkendali," kata Suahasil dalam konferensi pers APBN Kita edisi November 2024, Jumat (8/11).
ADVERTISEMENT
Suahasil memaparkan, subsidi dan kompensasi energi tersebut mencakup realisasi konsumsi BBM sebanyak 13,476 juta kilo liter (KL), naik 1,1 persen dibandingkan realisasi tahun 2023.
Kemudian, konsumsi Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kg mencapai 6.100 Kilogram (Kg). Sementara pelanggan listrik subsidi menembus angka 41,3 juta pelanggan atau naik 4,3 persen dibandingkan pelanggan tahun 2023.