Penyebab Produk UMKM Kalah Bersaing dengan Barang Impor di Marketplace

9 Desember 2018 17:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi Belanja Online (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi Belanja Online (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Masih sedikit produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia yang dijual di berbagai marketplace.
ADVERTISEMENT
Ketua Asosiasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Indonesia (Akumindo) M Ikhsan Ingratubun mengungkapkan, hanya 15 produk di marketplace yang berasal dari UMKM lokal.
"Yang di online kan produk nasional marketplace tidak lebih dari 15 persen, 85 persen masih produk impor," katanya kepada kumparan, Minggu (9/12).
Ikhsan menyebut, sulitnya UMKM bersaing dengan produk luar negeri itu salah satunya karena standar kualitas yang masih perlu ditingkatkan. Utamanya soal kreativitas produk yang sedang tren di pasaran.
"Misalnya sepatu dan tas yang punya nilai jual skala internasional walaupun produknya lokal, maka menghadapi online UMKM lokal harus mampu punya kreativitas dan imajinasi yang sifatnya abroad atau internasional," terangnya.
Belanja online biasa dilakukan generasi milenial. (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Belanja online biasa dilakukan generasi milenial. (Foto: Shutter Stock)
Tak kalah penting, display produk UMKM di beranda marketplace juga jadi kendala. Misalnya saja, proses foto dan editing. UMKM berbekal pengetahuan dan sarana prasarana yang masih belum memadai umumnya tak bisa menyajikan foto produk yang menarik.
ADVERTISEMENT
"Kalau online yang dilihat kan selain packaging yang menarik juga yang di foto," tegasnya.
Berbagai kendala itu, kata Ikhsan, berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) para pelaku UMKM yang perlu didampingi lebih intensif. Mulai dari tahap produksi, permodalan hingga program pendampingan yang efektif.
Menurutnya, selama ini pendampingan UMKM masih banyak kekurangannya. "Pembinaan pemerintah daerah setempat berdasar UU otonomi daerah belum maksimal, pemerintah berganti-ganti. Maka, dibutuhkan orang yang expert dengan kemampuan inovasi dan SDM, bisa menggunakan pihak ketiga," ujar dia.
Ilustrasi belanja online (Foto: http://davitrans.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi belanja online (Foto: http://davitrans.com)
Tak hanya soal SDM, Ikhsan menambahkan, kemampuan manajemen modal hingga kesiapan untuk manajemen produksi juga perlu diberikan pada pelaku UMKM agar lebih siap dalam persaingan di marketplace.
ADVERTISEMENT
"Modal memang dengan adanya online lebih murah, tapi jika ada butuh produksi dengan jumlah berlipat ganda kita butuh persediaan produk yang lebih banyak termasuk pengaturan keuangannya, nah para pelaku UMKM perlu diajari mengelola itu," ucapnya.
Ke depan, Ikhsan optimis jika berbagai kendala itu bisa diatasi maka UMKM bisa selevel dengan produk impor yang dipamerkan di marketplace. Apalagi jika ada lebih banyak festival belanja online yang memberi kesempatan UMKM ikut serta.
"Minimal 50 persen produk UMKM bisa ada di marketplace (yang beroperasi di Indonesia)," tutupnya.