Penyelamatan Jiwasraya dan ASABRI Tak Boleh Bebani Keuangan Negara

11 Januari 2020 18:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Jiwasraya. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Jiwasraya. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perusahaan asuransi milik negara saat ini sedang menjadi sorotan publik karena permasalahan keuangan yang dihadapi. Belum selesai penanganan kasus Jiwasraya, kini dugaan salah kelola keuangan juga terjadi di PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) atau PT ASABRI.
ADVERTISEMENT
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menganggap permasalahan itu bisa dijadikan pemerintah sebagai momen evaluasi khususnya bagi BUMN sektor keuangan.
“Menurut saya juga harus ada perbaikan tata kelola yang lebih prudent dan hati-hati lagi ke depannya dan untuk sekarang ya bagaimana melakukan solusi penyelamatan tanpa membebani keuangan negara,” kata Bhima saat dihubungi kumparan, Sabtu (11/1).
Bhima mengharapkan, ke depannya perusahaan pelat merah juga harus hati-hati terkait penempatan portofolio investasi, terutama di instrumen saham. Sehingga kejadian serupa seperti Jiwasraya atau ASABRI tidak terulang lagi.
Selain itu, Bhima menegaskan, setiap permasalahan yang menyangkut keuangan sampai korupsi harus selesaikan secara hukum.
“Apabila ditemukan upaya melakukan korupsi atau pidana melawan hukum ya harus segera diproses secara transparan. Penegakan hukumnya di situ melibatkan kejaksaan dan KPK biar trust, kepercayaan (masyarakat) kembali lagi,” ungkap Bhima.
Gedung PT ASABRI Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Lebih lanjut, Bhima mengatakan, ada beberapa opsi solusi yang bisa diambil oleh pemerintah, salah satunya pembentukan holding khusus sektor keuangan. Namun, sebelum mengarah ke sana, Bhima menuturkan, harus ada perombakan manajemen dari perusahaan yang bermasalah.
ADVERTISEMENT
“Jadi misalkan sudah tahu ASABRI mengalami kerugian ya diganti semua, khususnya direktur keuangan,” ujar Bhima.
Dikabarkan, saham-sama yang dimiliki PT ASABRI (Persero), mengalami pertumbuhan negatif atau menurun drastis di awal 2020. Di balik penurunan itu, ada indikasi kacaunya pengelolaan dan manajemen keuangan di ASABRI. Banyak yang berspekulasi, ASABRI akan mengalami nasib serupa Jiwasraya.