Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Perajin Tempe Lebih Suka Pakai Kedelai Impor Dibanding Lokal, Ini Sebabnya
20 Januari 2021 20:47 WIB

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Kalau bicara kedelai lokal itu sesungguhnya kedelai lokal itu gizinya, proteinnya, kalorinya dan lain-lain lebih bagus dari kedelai impor, lebih harum dan lain-lain,” kata Aip saat rapat dengan Komisi IV DPR, Rabu (20/1).
Aip menuturkan, harga kedelai lokal juga lebih murah. Namun, murahnya harga kedelai lokal karena saat dibeli oleh perajin keadaannya masih kotor. Hal tersebut menjadi salah satu alasan mengapa perajin lebih memilih kedelai impor.
“Kenapa bisa lebih murah kedelai lokal? Pertama kedelai lokal dari petani yang dijual kepada kami kalau kami beli kotor, di situ di dalam karungnya ada tanah, ada ranting, daun, dan lain-lain,” ungkap Aip.
Kekurangan lainnya, pasokan kedelai lokal tak stabil dan ukurannya tidak terstandarisasi.
ADVERTISEMENT
“Kedua, itu yang namanya biji dari kedelai lokal itu tidak standar, ada yang besar, ada yang kecil. Ketiganya, kedelai lokal itu tidak selalu ada,” tambahnya.
Padahal, kata Aip, pihaknya harus produksi setiap hari. Sehingga kalau tiba-tiba pasokan kedelai lokal tiba-tiba tidak ada, maka produksi tempe bisa terganggu.
Selain itu, Aip menuturkan alasan lainnya masih memilih memakai kedelai impor karena dari produksi tempe memang lebih menguntungkan.
“Kalau kedelai impor 1 kilo dibikin tempe itu menjadi 1,8 kilo tempe, minimal 1,6 sampai 1,8 kilo. Tapi kalau kedelai lokal dibikin itu hanya 1,4 atau 1,5 kilo. Jadi mengembangnya berbeda. Jadi buat kami lebih menguntungkan kedelai impor,” tutur Aip.