Perang India-Pakistan Bakal Pengaruhi Ekspor CPO RI, GAPKI Buka Pasar ke Mesir

10 Mei 2025 16:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana usai serangan militer Pakistan terhadap India di Jammu, India, Sabtu (10/5/2025). Foto: Rakesh Bakshi/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Suasana usai serangan militer Pakistan terhadap India di Jammu, India, Sabtu (10/5/2025). Foto: Rakesh Bakshi/AFP
ADVERTISEMENT
Perang India dan Pakistan dikhawatirkan berdampak pada ekspor minyak kelapa sawit. Konflik kedua negara kian memanas karena saling membalas serangan.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono, membeberkan jika perang India-Pakistan ini makin berlanjut, maka ekspor minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) RI ke kedua negara akan turun.
"Kita berharap tidak berlangsung lama karena ini akan berpengaruh terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke kedua negara tersebut," ucap Eddy kepada kumparan, Sabtu (10/5).
Pada tahun 2024, ekspor minyak sawit Indonesia ke India tercatat sekitar 5 juta ton per tahun dan ke Pakistan sekitar 3 juta ton per tahun. Eddy menyebut, India merupakan importir minyak sawit terbesar kedua setelah China. Disusul Pakistan di posisi ketiga.
GAPKI menilai, konflik antara India dan Pakistan tak cuma berdampak pada minyak sawit Indonesia. Negara-negara penghasil minyak nabati lainnya juga bakal ikut terimbas.
ADVERTISEMENT
"Karena India dan Pakistan juga mengimpor minyak nabati lain seperti bunga matahari, kedelai," sambung dia.
GAPKI bersiap melirik pasar lain untuk mengantisipasi tak terserapnya minyak sawit. Salah satu pasar yang akan dituju yakni Mesir.
Ekspor minyak sawit Indonesia ke Mesir saat ini baru mencapai 840 ribu ton. Angka ini masih sangat potensial ditambah karena Mesir juga berpotensi menjadi hub untuk ekspor ke negara di sekitarnya termasuk ke negara-negara Benua Afrika.
"Diversifikasi pasar terus dilakukan bukan karena adanya perang ini atau adanya tarif Trump. Contoh, akhir Mei ini rencana bersama Kemenlu ke Mesir, ini salah satu kegiatan untuk diversifikasi pasar," imbuh Eddy.