Perbanas: Sistem Pembayaran Beralih ke Digital, Mesin ATM & EDC Terancam Punah

14 Februari 2022 11:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mesin ATM Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mesin ATM Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Sistem pembayaran di Indonesia saat ini telah bergeser ke era digital. Pergeseran makin masif sejak adanya pandemi COVID-19. Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas), Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan tren tersebut pun menimbulkan konsekuensi bagi perbankan.
ADVERTISEMENT
Kartika yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN II ini menyebut munculnya pembayaran digital membuat perbankan harus mengevaluasi eksistensi mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan Electronic Data Capture (EDC).
“Ada dua tantangan yang dihadapi perbankan. Pertama bagaimana perbankan bisa meninggalkan model bisnis lama, misalnya ATM. Bagaimana kita melihat prospek ATM di masa depan? Apakah ATM masih akan relevan di masa depan?,” ujar Kartika dalam G20 Finance Track Side Event: Casual Talk On Digital Payment Innovation of Banking, Senin (14/2).
Seperti diketahui, masyarakat menggunakan mesin ATM untuk melakukan tarik tunai. Uang tersebut kemudian digunakan untuk bertransaksi.
Tren ini mulai berubah sejak adanya sistem pembayaran digital. Masyarakat pun mulai bergeser ke transaksi non tunai. Dengan kondisi ini, Kartika menyebut ada kemungkinan di masa depan masyarakat tidak lagi melakukan transaksi tunai di area publik. Ini berarti masyarakat juga tidak perlu melakukan tarik tunai di mesin ATM.
ADVERTISEMENT
Tantangan kedua yaitu perbankan juga perlu mengevaluasi bisnis aquiring. Hampir semua perbankan memiliki mesin EDC di berbagai merchant untuk menerima pembayaran melalui kartu debit atau kredit. Namun di era sistem pembayaran digital, masyarakat mulai meninggalkan kartu kredit ataupun debit dan beralih ke misalnya QR code.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo di Davos Foto: Dewi R. Kusuma/kumparan
“Apakah ini masih akan menjadi satu hal yang kompetitif? Atau ini hanya akan jadi komoditas?“ ujarnya.
Kartika mengatakan kondisi ini sangat berbeda dengan situasi pada lima tahun lalu. Saat itu masyarakat hanya memiliki tiga pilihan pembayaran yaitu transfer langsung, kartu debit dan kartu kredit. Namun semenjak sistem pembayaran beralih ke digital kini masyarakat punya banyak pilihan. Pembayaran atau transfer bisa dilakukan via dompet digital, aplikasi, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu perbankan harus mulai meninjau kembali keberadaan ATM dan EDC. Sebab menurut Kartika kini perilaku konsumen mulai berubah.
“Konsumen akan memilih mana yang lebih mudah dan lebih murah untuk digunakan. Beda segmen, beda preferensi,” ujarnya.