Perdagangan Bursa Karbon Masih Sepi, Ini Kata OJK dan BEI

1 Oktober 2023 17:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (26/9/2023). Foto: OJK
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (26/9/2023). Foto: OJK
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perdagangan bursa karbon di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau IDX Carbon masih terpantau sepi. Pasalny memasuki hari kedua pada hari Rabu (6/9) setelah peluncuran pada hari Selasa (5/9) menunjukkan tidak ada transaksi perdagangan.
ADVERTISEMENT
Harga pembukaan pasar reguler bursa karbon pada hari Selasa senilai Rp 69.600 dan harga penutupan di pasar reguler naik jadi Rp 77.000. Sehingga nilai transaksinya mencapai Rp 29.208.036.359.
Kepala Eksekutif Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi, menyebut bursa karbon akan berbeda dibandingkan pasar saham dari segi likuiditas.
“Beda karakter memang, jangan disamakan kayak bursa saham yang beli jangka pendek. Institusi yang beli memang tidak untuk spekulasi,” kata Inarno kepada kumparan, Minggu (1/10).
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi. Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Inarno menilai institusi yang bertransaksi di IDXCarbon untuk memenuhi kebutuhan atas unit karbon dengan alasan masing-masing. Ia memprediksi permintaan dan penawaran di Bursa Karbon Indonesia akan naik.
“Pasti supply dan demand pasti naik, tapi jangan harap kaya Bursa Efek ya yang beli hanya short term,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Senada, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menjelaskan kondisi perdagangan bursa karbon tidak se-likuid bursa saham. Jumlah pengguna jasa juga belum cukup banyak karena masih tahap awal usai peluncuran.
“Sosialisasi dan pertemuan masih kami lakukan dengan perusahaan potensial. Diharapkan nantinya jumlah  demand dan supply akan cukup banyak sehingga bursa karbon akan lebih likuid,” imbuh Jeffrey kepada wartawan, dikutip Minggu (1/10).