Perjalanan Koperasi KSS di Sektor Komoditi Perkebunan Kakao

11 Desember 2019 9:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Peresmian Desa Kakao Devisa. Foto: dok. LPEI
zoom-in-whitePerbesar
com-Peresmian Desa Kakao Devisa. Foto: dok. LPEI
ADVERTISEMENT
Koperasi KSS (Koperasi Kerta Semaya Samaniya) yang berlokasi di Jembrana, Bali bagian Barat merupakan peserta program Community Development LPEI. Berdiri sejak 2006 lalu, Koperasi Kerta Semaya Samaniya kini menjadi salah satu koperasi yang mewadahi potensi unggulan kakao di Kabupaten Jembrana.
ADVERTISEMENT
Dimulai pada 2011, Koperasi KSS mengikuti program Kakao Lestari yang membuat koperasi ini meraih sertifikat UTZ pertama di Indonesia. UTZ Certified adalah sebuah standar yang dikembangkan oleh sebuah organisasi swasta dan berpusat di Belanda. Produksi dan pengolahan kopi, kakao dan teh dapat disertifikasi dalam program UTZ Certified ini.
UTZ adalah sertifikasi untuk produk-produk sustainable atau berkelanjutan dan dapat dipertanggungjawabkan asal barang, kemamputelusurannya dan kualitasnya. Jadi UTZ merupakan sebuah label untuk produk-produk yg sustainable.
Kemudian, pada 2012, koperasi ini juga mendapat bantuan dalam bentuk pendampingan dari LPEI melalui program Community Development. Bantuan tersebut mampu membantu Koperasi KSS mendapatkan sertifikasi internasional untuk komoditas kakao. Adapun berbagai bantuannya hadir dalam bentuk sarana produksi, serta sejumlah pelatihan terkait dengan ekspor.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2014, Koperasi Kerta Semaya Samaniya mendapat Penghargaan dari Kementerian Pertanian RI atas partisipasinya dalam peningkatan kualitas kakao Indonesia dalam rangka perayaan Hari Mutu.
Tahun demi tahun, Koperasi KSS secara konsisten mampu melakukan ekspor ke sejumlah negara seperti Belgia, Prancis, Rusia dan Inggris. Hingga tahun 2018, keberhasilan ini juga dapat dirasakan langsung oleh masyarakat Jembrana. Ya, saat itu, ada 609 petani yang mendapat binaan dari Koperasi KSS.
Setelah mendapat binaan, para petani mampu meningkatkan kemampuan produksi biji kakao fermentasi. Dari 2 ton di 2012 menjadi 57 ton di 2017. Produk kakao Jembrana Koperasi KSS ini memang memiliki keistimewaan, karena kakao terlebih dahulu melalui proses fermentasi yang terstandarisasi.
com-Peresmian Desa Kakao Devisa. Foto: dok. LPEI
Di tahun 2019, direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank, Sinthya Roesly meresmikan Koperasi Kerta Semaya Samaniya (KSS), Jembrana, Bali, sebagai Desa Devisa. Pasalnya, koperasi ini mampu meningkatkan komoditi perkebunan kakao.
ADVERTISEMENT
Desa devisa merupakan komunitas atau cluster tertentu yang berpotensi untuk melakukan aktivitas produksi secara berkelanjutan untuk ambil bagian dalam rantai pasokan ekspor global, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan hasil kajian Institut Pertanian Bogor (IPB), pemilihan Koperasi KSS sebagai salah satu Desa Devisa dikarenakan beberapa aspek yang mendukung seperti aspek produksi, aspek konsisten dan keberlanjutan produksi, aspek pengembangan masyarakat desa dan koordinasi antar lembaga, aspek koordinasi antar pemangku kepentingan desa devisa ekspor, aspek produsen dan manajerial, dan aspek infrastruktur dan sarana penunjang lain.
Program ini diinisiasi oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan komoditi unggulan daerah dalam rangka ekspor. Untuk kedepanya, program desa devisa ini nantinya akan diimplementasikan di seluruh daerah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Story ini merupakan bentuk kerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.